digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Injeksi karbon dioksida (CO2) ke dalam formasi merupakan salah satu metode untuk meningkatkan perolehan minyak dan juga melakukan isolasi gas CO2 dari atmosfer. Gas CO2 akan terlarut dalam air formasi yang siginifikan terlarut dalam air formasi selama dilakukan injeksi. Gas CO2 terlarut membentuk lingkungan asam yang dapat mengubah karakterisasi petrofisik. Salah satu fenomena yang dapat terjadi ialah perubahan wetabilitas batuan selama injeksi gas CO2. Pengamatan terhadap fenomena ini dilakukan dengan pengukuran sudut kontak antara minyak dan beberapa konsentrasi larutan buffer terhadap sayatan tipis dari sampel batuan pasir. Penggunaan larutan tersebut dimaksudkan untuk mendekati produk reaksi dari kelarutan CO2 di dalam air yang dapat terjadi di dalam reservoir dan telah dievaluasi dengan konstanta Henry. Kemudian, hasil dari pengukuran tersebut disimulasikan ke dalam model injeksi inverted 5-spot. Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi efek dari perubahan wetailitas terhadap performa perolehan minyak berdasarkan hasil studi laboratorium. Skenario simulasi yang dialikasikan dalam model ini iala menginjeksikan air, injeksi air dan CO2 tanpa melibatkan efek perubahan kebasahan batuan, dan injeksi air dan CO2 dengan melibatkan efek perubahan kebasahan batuan. Analisa dari pengukuran sudut kontak mengindikasikan bahwa menurunkan nilai pH akan menyebabkan sifat kebasahan batuan semakin water-wet. Hal ini disebabkan oleh besarnya nilai ion H+ yang terkandung dalam larutan pH rendah tersebut. Ion ini akan membuat fluida menjadi lebih terdispersi di permukaan batuan karena muatan permukaan batuan pada batuan pasir, umumnya, bernilai negative. Selain itu, hasil dari simulasi pun menunjukkan bahwa injeksi CO2 yang melibatkan efek perubahan wetabilitas menghasilkan kenaikan perolehan minyak dibandingkan dengan skenario simulasi lainnya. Hal ini terjadi karena perubahan wetabilitas akan merubah permeabilitas batuan yang akan menurunkan jumlah residual minyak dalam batuan. Selain itu, kenaikan kecil ini disebabkan oleh sifat dasar batuan pasir yang belum dipengaruhi oleh fenomena ini telah bersifat water-wet. Studi ini menunjukkan bahwa gas CO2 yang terlarut dapat mempengaruhi perolehan minyak selama injeksi CO2, khususnya diakibatkan oleh perubahan wetabilitas batuan.