Pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia khususnya di Pulau Jawa sedang mengalami permasalahan inefisiensi yang yang menyebabkan biaya logistik menjadi tinggi.
Cikarang Dry Port (CDP) muncul sebagai terobosan untuk mengatasi persoalan tersebut. Namun hingga empat tahun beroperasi, tingkat penggunaan CDP masih rendah (kurang dari 1% arus petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok).
Penelitian ini mencoba menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan CDP kemudian memodelkan probabilitas penggunaanya terhadap Pelabuhan Tanjung
Priok berdasarkan persepsi freight forwarder. Untuk menjawab persoalan tersebut, penelitian ini menggunakan mixed-method yang merupakan kombinasi antara metode
kuantitatif dan kualitatif.
Berdasarkan hasil analisis crosstabs, variabel yang mempengaruhi penggunaan CDP antara lain jarak ke CDP, kepemilikan gudang di sekitar CDP, dan waktu pelayanan
CDP. Sedangkan berdasarkan model logit biner, variabel yang signifikan mempengaruhi probabilitas penggunaan CDP antara lain selisih dwelling time (X1), selisih total biaya (X2), dan selisih proses pengurusan di CDP (X3). Adapun model probabilitas penggunaan CDP yang dihasilkan adalah : UCDP - UTP = exp (-1,1220 – 1,246 X1 - 0,000001586 X2 - 0,396 X3) Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa faktor utama yang paling
dominan mempengaruhi freight forwarder menggunakan Cikarang Dry Port adalah waktu penanganan barang yang lebih cepat dan lebih pasti. Faktor lainnya yang
berpengaruh adalah biaya pengurusan barang di CDP yang lebih murah dan faktor lokasi CDP yang jaraknya lebih dekat ke pemilik barang atau freight forwarder.