Pasar tradisional, yang dalam catatan sejarah di sejumlah daerah memiliki posisi strategis sebagai pusat kegiatan, mengalami penurunan kondisi yang berimbas pada
penurunan jumlah perkembangannya. Sebagai pusat kegiatan ekonomi sosial, pasar tradisional memiliki sejumlah kelebihan yang potensial untuk dikembangkan. Seiring
dengan perkembangan dan kemajuan zaman, penting untuk menghidupkan kembali gagasan mengenai pasar tradisional dengan mempertahankan nilai-nilai pasar tradisional
yang sesuai dengan kekinian dan menemukan nilai-nilai baru yang dapat disinergikan dengan yang telah ada, sehingga pasar dapat memiliki daya hidup dan daya saing. Pasar Palasari, yang digunakan sebagai studi kasus, merupakan pasar dengan komoditas dagang berupa buku, hasil bumi, dan bunga di Bandung. Untuk menganalisis keragaman kawasan di sekitar lokasi, digunakan prinsip lokasi-alokasi ruang dan atribut vitalitas dari prinsip
desain urban. Selain itu digunakan pula analisis sinergi kegiatan untuk memprediksi potensi kegiatan di lokasi. Hasil analisis tersebut digunakan untuk menetapkan kegiatan yang akan diinjeksikan dan sinergi kegiatan yang akan diciptakan pada lokasi. Untuk itu, dikemukakan gagasan agar pasar tradisional dapat kembali menjadi focal point. Pasar harus dapat sejalan dengan dinamika pasar saat ini dan memberikan manfaat serta keuntungan. Untuk itu perlu dialokasikan kegiatan yang potensial yang dapat bersinergi dengan kegiatan pasar. Berdasarkan gagasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa, sinergi
kegiatan memiliki peran dalam menghidupkan kembali gagasan mengenai pasar tradisional.