digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kabupaten Bandung Barat merupakan penghasil labu siam tertinggi di Jawa Barat. Dalam budidayanya, labu siam tidak menggunakan insektisida sehingga sangat rentan terhadap hama seperti lalat buah (Bactrocera sp.). Dalam permintaan pasar, buah labu siam dikonsumsi pada umur muda dan tua sehingga diduga memengaruhi jenis dan kelimpahan lalat buah yang menyerang labu siam. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi jenis lalat buah (Bactrocera sp.) pada labu siam dan mengkaji kelimpahannya berdasarkan perbedaan waktu panen. Penelitian ini dilakukan di dua lahan yang berlokasi di Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat dengan waktu pemanenan yang berbeda. Peletakan perangkap dilakukan di dalam dan luar lokasi penanaman labu siam. Pengoleksian lalat buah dilakukan dengan memasang perangkap Steiner termodifikasi berumpan metil-eugenol (14 perangkap/lahan) dan perangkap berumpan cue lure (2 perangkap/lahan) serta pengumpulan buah terinfestasi lalat buah. Identifikasi dilakukan dengan menggunakan karakter morfologi. Dari hasil penelitian ditemukan sebanyak 7 spesies lalat buah terperangkap, yaitu Bactrocera carambolae, B. dorsalis, B. fuscitibia, B. occipitalis, B. papayae, B. umbrosa, dan B. cucurbitae. Dari ketujuh spesies tersebut terdapat satu spesies yang hanya ditemukan di dalam lahan penanaman labu siam, yaitu Bactrocera cucurbitae. Dari buah yang terinfestasi hanya dijumpai Bactrocera cucurbitae dengan sex ratio sebesar 1,15. Berdasarkan hasil perangkap dan buah terinfestasi maka lalat buah yang menyerang labu siam adalah Bactrocera cucurbitae. Adapun kelimpahan Bactrocera cucurbitae yang terperangkap pada pemanenan muda sebanyak 0,29 individu/m2, sedangkan pada pemanenan tua sebanyak 0,54 individu/m2. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa kelimpahan Bactrocera cucurbitae pada waktu pemanenan muda lebih rendah dibandingkan waktu pemanenan tua sehingga waktu panen muda cenderung lebih menguntungkan dari resiko serangan lalat buah.