digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Masih banyak informasi yang belum diketahui lebih lanjut tentang batubara. Salah satunya yaitu dalam tahap pembatubaraan. Di dalam tahap pembatubaraan tersebut dikontrol oleh temperatur, tekanan, dan waktu. Ketiga faktor tersebut akan saling mempengaruhi terhadap tingkat kematangan batubara. Tingkat kematangan batubara atau yang sering disebut dengan rank dapat ditentukan dengan melakukan analisis terhadap beberapa parameter, diantaranya adalah nilai kalori dan analisis proksimat. Analisis proksimat terdiri dari inherent moisture content, fixed carbon, volatile matter. Sampel yang telah tersedia berasal dari daerah Tumbangjutuh, Rungan, Gunung Mas, Kalimantan Tengah dan daerah Muaro Jambi, Jambi. Secara geologi, sampel yang berasal dari daerah Gunung Mas, Kalimantan Tengah berasal dari formasi Warukin yang terbentuk sekitar zaman Tersier pada periode Miosen. Sedangkan sampe yang berasal dari Muaro Jambi, Jambi berasal dari formasi Muaraenim yang terbentuk sekitar zaman Tersier pada periode Miosen akhir. Batubara dari daerah Gunung Mas merupakan batubara dengan rank subbituminous B dengan kandungan dalam % (adb), IM 16,18, Ash 12,07, Karbon 31,59, volatile matter 40,16 dan nilai kalori 4.777 kkal/kg (adb). Sedangkan batubara dari daerah Muaro Jambi, Jambi merupakan batubara dengan rank subbituminous B dengan kandungan dalam % (adb), IM 15,97, Ash 2,84, Karbon 37,19, volatile matter 44,00 dan nilai kalori 5.196 kkal/kg (adb). Penelitian ini menggunakan variasi temperatur yang terdiri dari 750C, 1000C, 1250C, 1500C, 1750C, 2000C, 2250C, dan 2500C, masing masing 24 jam. Sedangkan variasi waktu yang digunakan dalam jam terdiri dari 3, 6, 12, 18, 24, masing masing dalam temperatur 2500C. Pemanasan dengan menggunakan variasi temperatur dan variasi waktu terhadap kedua sampel batubara mampu menujukkan perubahan terhadap analisis proksimat dan nilai kalori yang mengindikasikan tahapan pematangan batubara. Kedua variasi yang digunakan dalam penelitian ini mampu menaikkan tingkat kematangan kedua sampel dari subbituminous B menjadi subbituminous A menurut klasifikasi batubara ASTM D388-99.