digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sebuah kota ideal adalah kota yang dapat mendukung kebutuhan hidup masyarakatnya, namun untuk mencapai kota ideal tidaklah mudah karena kota merupakan sebuah sistem yang memiliki banyak aspek dan hamper setiap waktu, pengembangan kota dilakukan untuk menuju kota yang lebih baik. Dalam mencapai sebuah kota yang lebih baik, ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu hardware (bentuk, tata, dan produk kota), software (sistem, program, dan proses perkotaan, serta pelaku (keberadaan dan kegiatan masyarakat). Seluruh aspek ini harus dipertimbangkan ketika kita akan mengembangkan sebuah kota untuk menjadi lebih baik. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah kerangka kerja yang terstruktur untuk memetakan dan menjabarkan secara keseluruhan atas inisiatif yang dapat diimplementasi untuk menuju kota yang lebih baik. Diperlukan ukuran yang digunakan sebagai parameter yang harus dicapai atau berusaha dicapai agar sebuah kota dapat menuju kota yang lebih baik. Parameter tersebut disebut dengan indikator kota dan didapatkan melalui dokumen acuan model kota seperti Garuda Smart City Model, ISO 37120, European Union Smart City, dan India Smart City. Untuk mencapai sebuah indikator kota, dibutuhkan sebuah itikad baik atau aksi-aksi konkrit yang dilakukan yang dinamakan inisiatif. Inisiatif kota didapatkan melalui proses design thinking yang dimulai dengan memahami indikator dan kemudian menggali dan mencari gagasan untuk inisiatif yang sesuai dengan inikator tersebut. Analisis kebutuhan komponen kerangka kerja kemudian dilakukan agar pemetaan dan penjabaran inisiatif terhadap indikator dapat dilakukan secara terstruktur serta menyeluruh dengan mempertimbangkan hardware, software, dan pelaku perkotaan. Setelah dilakukan proses analisis indikator dan kebutuhan kerangka kerja, didapatkan kerangka kerja yang memiliki empatbelas (14) komponen, serta empatbelas (14) indikator dan inisiatif yang tersebar di domain ekonomi, keuangan, industri, dan pemerintahan.