Studi integrasi petrografi dan lingkungan pengendapan merupakan salah satu metode
dengan biaya yang kompetetif, dan memberikan hasil yang akurat dalam waktu yang relatif
cepat untuk melakukan karakterisasi batuan reservoar. Tujuan dari studi ini untuk melakukan
identifikasi karakter batupasir interval 1950 Formasi Bekasap dalam rangka optimalisasi
produksi.
Penelitian ini mendokumentasikan pengaruh faktor geologi terhadap strategi
pengembangan dan optimalisasi produksi pada batupasir Formasi Bekasap interval 1950 yang
merupakan hasil pengendapan sistem estuarin, tidal domniated delta. Secara litofasies,
batupasir tersebut dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu bagian-atas dan bawah. Bagianbawah tersusun oleh fasies batupasir silang-siur dan batupasir masif dengan sedikit struktur
bioturbasi, berbutir sedang dan konglomeratan dengan permeabilitas-horizontal mencapai
1900 mD yang didominasi oleh batupasir tipe arenite terdiri dari subarkose dan sublitharenite.
Sedangkan bagian-atas didominasi oleh fasies batupasir berbutir halus dan sangat-halus,
bioturbasi sedang-kuat serta sedikit batupasir bioturbasi glaukonitan di bagian atasnya dengan
permeabilitas-horizontal bervariasi beberapa puluh mD sampai 200 mD, umumnya terdiri dari
batupasir tipe greywacke yang terdiri dari feldspathic greywacke dan lithic greywacke.
Proses diagenesis yang telah berlangsung meliputi kompaksi, rekristalisasi masadasar
menjadi mineral lempung mikrokristalin, pengisian porositas oleh semen dolomit, siderit,
kaolinit dan silika, penggantian feldspar oleh mineral lempung ilit, serta pelarutan dari
feldspar membentuk porositas sekunder.
Perkembangan kualitas reservoar, terutama harga permeabilitas, lebih dipengaruhi oleh
hasil lingkungan pengendapan berupa ukuran butir, sortasi dan kandungan masadasar
dibandingkan proses diagenesis berupa sementasi dan pelarutan yang hanya mempengaruhi
secara lokal / terbatas.
Ukuran butir menghalus, sortasi semakin buruk serta kandungan masadasar dan
struktur bioturbasi semakin banyak menyebabkan harga permeabilitas berkurang. Sebaliknya,
nilai permeabilitas akan bertambah seiring dengan ukuran butir mengkasar, sortasi semakin
baik, dan kandungan masadasar berkurang. Sementasi dolomit menyebabkan berkurangnya
nilai permeabilitas dan porositas, sedangkan pelarutan akan menambah harga porositas dan
permeabilitas.
Sensitivitas reservoar terhadap produksi, pemboran dan stimulasi dikontrol oleh
kehadiran dolomit dan siderit yang be rpotensi menyebabkan problem presipitasi calciumfluoride dan/atau iron-hydroxide, serta kaolinit / ilit yang menyebabkan munculnya problem
fine migration.
Secara teknik dan ekonomi, pemboran horizontal merupakan strategi pengembangan
dan peningkatan produksi yang optimal pada reservoar permebilitas rendah di batupasir
interval 1950 Formasi Bekasap.