digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sampah merupakan salah satu permasalahan yang terjadi di seluruh negara. Pengelompokan berdasarkan komposisi sampah ini dinyatakan sebagai % berat basah. Komposisi sampah yang dihasilkan TPS Pasar Simpang Dago terdiri atas plastik 17%, kertas 16%, kain 15%, organik 40%, dan lain-lain 12%. Sedangkan komposisi sampah yang dihasilkan PPS Sabuga adalah plastik 23%, kertas 24%, organik 50%, dan lain-lain 3%. TPS Cibeunying menghasilkan komposisi sampah yang terdiri atas plastik 16%, kertas 41%, organik 25%, dan lain-lain 18%. Dari hasil sampling di ketiga TPS di Kota Bandung, dilakukan pengelompokan komposisi sampah berdasarkan konsumsi yang terdiri dari 22 kelompok, yaitu makanan utama, makanan pendamping, biskuit, jajanan, sembako, bahan pokok lainnya, minuman, wadah makanan dan minuman, non makanan, kesehatan, edukasi, personal item, kebutuhan laundry, kantong, elektronik, perkantoran, kosmetik, kebutuhan kebersihan lingkungan, mekanikal, rekreasi, alat-alat rumah tangga, dan tidak jelas. Dari pengelompokan sampah berdasarkan konsumsi ini, dapat disimpulkan bahwa masyarakat di Indonesia, terutama di Kota Bandung menggunakan plastik sebagai pengemas makanan dan produk lainnya. Persentase sampah yang berpotensi dapat didaur ulang oleh pelaku daur ulang, yaitu pemulung adalah sebesar 3-16% yang terdiri atas plastik jenis PP dan PVC. Plastik oksium ditemukan di ketiga TPS hanya 1-2% berat basah. Namun, tidak ditemukan plastik biodegradable di ketiga TPS. Uji lapangan menggunakan tiga perlakuan yang berbeda dengan menggunakan tiga benda uji. Dari ketiga uji yang dilakukan, penurunan berat dan perubahan fisik secara visual yang paling terlihat adalah benda uji yang berupa plastik singkong, dengan penurunan berat terbesar pada uji tanah, yaitu hingga mencapai 15,87%.