Dalam beberapa dekade terakhir, sampah plastik telah menyebabkan pencemaran
ekosistem perairan dan menimbulkan ancaman serius bagi makhluk hidup. Upaya
remediasi saat ini berfokus pada pencegahan masuknya sampah plastik ke dalam
saluran air dan pengumpulan sampah plastik di laut dan sungai. Langkah strategis
perlu diterapkan oleh setiap negara untuk menekan jumlah sampah plastik yang
diproduksi setiap waktunya. Saat ini penelitian kuantitatif yang mengkaji jumlah
sampah plastik yang ditransportasi melalui sistem sungai, terutama yang
mengintegrasikan faktor manusia dan faktor alami, masih sulit ditemukan. Oleh
karena itu, tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memodelkan potensi
pencemaran dinamis sampah plastik di lautan melalui muara sungai di Asia
Tenggara. Penelitian ini menggunakan pendekatan informasi geospasial dalam
mengetahui pencemaran sampah plastik dapat digunakan dengan mengintegrasikan
berbagai sumber data. Studi ini menggunakan data penginderaan jauh hidrologi dan
sosial-ekonomi yang melalui tiga tahap pengolahan data, yaitu estimasi sampah
plastik yang tidak terkelola di daratan, pemodelan indeks aliran sungai, dan
integrasi kedua tahap sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah
masukan sampah plastik yang paling tinggi ke laut terjadi di Bangkok pada bulan
Juni 2021, dengan total sekitar 1,3 ton sampah plastik, dan secara keseluruhan,
bulan Februari merupakan bulan dengan jumlah emisi tertinggi secara akumulatif.
Selain itu, akumulasi potensi pencemaran sampah plastik ke lautan paling tinggi
pada tahun 2021 berada di Bangkok dengan nilai 22 ton sampah plastik.