digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam beberapa dekade terakhir, sampah plastik telah menyebabkan pencemaran ekosistem perairan dan menimbulkan ancaman serius bagi makhluk hidup. Upaya remediasi saat ini berfokus pada pencegahan masuknya sampah plastik ke dalam saluran air dan pengumpulan sampah plastik di laut dan sungai. Langkah strategis perlu diterapkan oleh setiap negara untuk menekan jumlah sampah plastik yang diproduksi setiap waktunya. Saat ini penelitian kuantitatif yang mengkaji jumlah sampah plastik yang ditransportasi melalui sistem sungai, terutama yang mengintegrasikan faktor manusia dan faktor alami, masih sulit ditemukan. Oleh karena itu, tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memodelkan potensi pencemaran dinamis sampah plastik di lautan melalui muara sungai di Asia Tenggara. Penelitian ini menggunakan pendekatan informasi geospasial dalam mengetahui pencemaran sampah plastik dapat digunakan dengan mengintegrasikan berbagai sumber data. Studi ini menggunakan data penginderaan jauh hidrologi dan sosial-ekonomi yang melalui tiga tahap pengolahan data, yaitu estimasi sampah plastik yang tidak terkelola di daratan, pemodelan indeks aliran sungai, dan integrasi kedua tahap sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah masukan sampah plastik yang paling tinggi ke laut terjadi di Bangkok pada bulan Juni 2021, dengan total sekitar 1,3 ton sampah plastik, dan secara keseluruhan, bulan Februari merupakan bulan dengan jumlah emisi tertinggi secara akumulatif. Selain itu, akumulasi potensi pencemaran sampah plastik ke lautan paling tinggi pada tahun 2021 berada di Bangkok dengan nilai 22 ton sampah plastik.