Anticlimber merupakan komponen pengaman yang berfungsi untuk mencegah terjadinya overriding saat tabrakan kereta api. Komponen ini termasuk dalam sistem crashworthiness. Crashworthiness adalah kemampuan suatu struktur untuk mengamankan penumpang ketika terjadi tabrakan. Komponen anticlimber menjadi komponen yang harus ada untuk kebanyakan kereta dan telah diimplementasikan di negara maju.
Di Indonesia sendiri komponen anticlimber belum diaplikasikan pada kereta yang beroperasi, padahal faktanya masih banyak kecelakaan kereta api di Indonesia. Dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini, pertama dilakukan rancang ulang terhadap versi anticlimber sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk mengatasi berbagai kekurangan yang ada dan dilanjutkan dengan simulasi numerik statis untuk menguji kekuatan anticlimber saat tabrakan dengan beban yang ditentukan. Setelah itu, purwarupa dari anticlimber dibuat dengan proses casting dengan skala 1:1. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap desain anticlimber, yaitu evaluasi saat belok dan analisis crashworthiness anticlimber
Hasil simulasi statik menunjukkan bahwa anticlimber mampu menahan beban vertikal saat tabrakan terjadi. Anticlimber mengalami stress sebesar 262,8 MPa yang masih dibawah ultimate tensile stress. Setelah dilakukan evaluasi untuk menguji belokan kereta, ditemukan bahwa anticlimber perlu diperpendek agar tidak mengganggu operasional kereta. Simulasi dinamik menunjukkan bahwa kereta dengan anticlimber mampu menjaga ketinggian roda hingga maksimal 14,8 mm, nilai tersebut masih di bawah kriteria yang ditentukan oleh BS EN 15227 : 2008.