digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pengetahuan adalah hal fundamental dalam upaya mencapai tujuan bisnis dan berkompetisi di lingkungan bisnis modern. Pengetahuan adalah sumber daya yang paling utama melekat di orang, tertangkap melalui alat dan prosedur, dan tercipta melalui aksi dan pengalaman untuk menciptakan nilai. Perusahaan melaksanakan inisiatif pengelolaan pengetahuan (knowledge management) untuk memaksimalkan nilai pengetahuan bagi perusahaan. Pengetahuan secara alami tersimpan dalam manusia (bersifat tacit atau sulit diuraikan tertulis formal), sehingga perusahaan mengalami kesulitan dalam mengukur manfaat inisiatif tersebut melalui alat pengukuran konvensial yang ada, sehingga banyak terjadi kegagalan dalam pelaksanaannya. Kegagalan tersebut terutama disebabkan kurangnya dukungan dari manajemen karena justifikasi atas pentingnya inisiatif knowledge management (KM) tidak bisa diberikan. Kesulitan lain yang dihadapi adalah bagaimana memperoleh informasi mengenai sudah sebaik apa penerapan KM di perusahaan. Istilah KM dapat mengacu pada konteks KM itu sendiri (pemanfaatan pengetahuan) dan sistem KM (berperan sebagai fasilitator untuk memanfaatkan dan menciptakan pengetahuan). Organisasi yang ingin menerapkan KM tentunya harus dilengkapi dengan sistem KM, selain dari beberapa isu organisasi dan faktor manusia (human/people) dalam proses akuisisi, koleksi dan distribusi pengetahuan itu sendiri. Strategi organisasi tidak hanya diukur dari ketersediaan faktor organisasi yang mendukung kesuksesan implementasi KM tetapi harus memperhatikan perilaku anggota organisasi. Dari sisi perubahan organisasi, strategi tercapai saat anggota organisasi mempunyai perilaku terhadap inisiatif implementasi KM. Sehingga penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku anggota organisasi untuk menentukan langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mewujudkan strategi implementasi KM. Penelitian ini bertujuan menganalisis dan mengidentifikasi faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam strategi implementasi KM serta pengaruhnya terhadap perilaku anggota organisasi terhadap KM dengan mengacu pada model yang dikembangkan pada penelitian sebelumnya dan disesuaikan dengan objek penelitian. Pengembangan model strategi implementasi KM diujikan kepada pegawai BBPLK Bandung pada pegawai fungsional untuk mendapatkan bukti empiris tentang strategi implementasi KM di BBPLK Bandung dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku inisiatif KM pegawai. Model strategi implementasi KM yang dikembangkan terdiri atas enam variabel, yaitu infrastruktur KM, performance expectancy, effort expectancy, strategi kodifikasi, strategi personalisasi, dan knowledge management behavior. Evaluasi model dilakukan dengan metode Partial Least Square (PLS). Berdasarkan sampel, pegawai BBPLK Bandung mempunyai sikap reseptif yang tinggi. Knowledge management behavior secara signifikan dipengaruhi oleh performance expectancy, effort expectancy, strategi kodifikasi, dan strategi personalisasi.