Logam dan paduannya telah digunakan sebagai material biomedik secara luas. Diperkirakan bahwa 70-80% implan biomedik diproduksi dari material logam. Biomaterial logam seperti baja tahan karat, paduan Co-Cr, titanium murni dan paduannya digunakan secara luas karena sifat mekaniknya yang sangat baik. Namun terkadang material logam menunjukkan sifat yang dapat meracuni dan dapat patah karena korosi dan kerusakan mekanik. Pengembangan tentang paduan berbasis titanium untuk aplikasi biomaterial terus dilakukan. Hal ini dikarenakan oleh baiknya aplikasi paduan titanium dalam bidang biomaterial berdasarkan pada sifat mekanik, fisik, dan biologinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh dari penambahan unsur molibdenum dan pemberian perlakuan panas terhadap paduan Ti-Zr-Mo yang tidak mengandung unsur yang beracun bagi tubuh manusia.
Percobaan dimulai dengan pembuatan button paduan dengan metode arc-melting. Button paduan yang dihasilkan terdiri dari empat variasi komposisi, yaitu Ti-25Zr, Ti-20Zr-5Mo, Ti-20Zr-10Mo, dan Ti-20Zr-15Mo. Kemudian dilakukan pemotongan sampel button. Lalu sampel dengan empat komposisi tersebut diberi perlakuan panas berupa aging dan quenching. Aging dilakukan pada dua suhu yang berbeda yaitu 750oC dan 850oC selama 1 jam. Dihasilkanlah empat variasi komposisi sampel dengan tiga jenis paduan, yaitu as-cast, aging 750oC, dan aging 850oC. Setelah itu, masing-masing sampel dilakukan pengamatan dan pengujian untuk mengetahui struktur mikro, fasa, kekerasan, dan laju korosinya. Pengamatan struktur mikro dilakukan dengan mikroskop optik. Fasa yang terbentuk diketahui melalui hasil analisis X-Ray Diffraction. Kekerasan sampel diuji dengan menggunakan Vicker Hardness Test. Laju korosi diperoleh dengan pengujian menggunakan potensiostat dalam larutan simulated body fluid ringer laktat.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa kadar molibdenum dan juga perlakuan panas sangat berpengaruh pada sifat paduan Ti-Zr-Mo. Penambahan kadar molibdenum dapat meningkatkan kestabilan fasa beta pada paduan Ti-Zr-Mo terlihat dari semakin banyaknya fasa beta yang terbentuk. Pada kadar Mo rendah (Ti-20Zr-5Mo), perlakuan panas menghasilkan fasa martensit. Sedangkan pada kadar Mo tinggi (Ti-20Zr-15Mo), perlakuan panas menghasilkan fasa beta metastabil. Nilai kekerasan tertinggi diperoleh pada paduan tanpa penambahan Mo, yaitu Ti-25Zr, yang diberi perlakuan panas aging 850oC kemudian dilakukan quenching, sebesar 811.8 HVN. Nilai laju korosi yang paling rendah diperoleh pada penambahan Mo sebesar 10% (%berat) sebesar 0.000404 mm/tahun.