digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Formulasi sediaan farmasi padat tidak hanya berupa sediaan tunggal yang terdiri dari satu bahan aktif farmasi, melainkan juga kombinasi dua atau lebih bahan aktif farmasi dengan bahan penolong. Produksi sediaan farmasi melibatkan energi termal, energi mekanik, dan penggunaan pelarut di dalam unit operasinya. Paparan energi dan pelarut selama proses produksi dapat menyebabkan terjadi interaksi antar bahan di dalam formula. Pada sistem satu komponen, energi dapat menyebabkan terjadinya transformasi polimorfik dan perubahan kristalinitas bahan, sedangkan interaksi yang melibatkan setidaknya dua komponen dapat menyebabkan terjadinya reaksi eutektik, pembentukan solvat/hidrat, pembentukan kristal campuran atau senyawa molekular (kokristal). Fasa kristalin baru dilaporkan terbentuk dari campuran biner sulfametoksazol dan trimetoprim. Fasa kristalin baru tersebut adalah fasa kokristal dengan stoikiometri 1:1, yang terbentuk karena energi panas, energi mekanik, dan paparan pelarut. Interaksi pembentukan fasa kokristal juga terjadi pada kondisi dengan tingkat kelembapan tinggi disebabkan karena induksi uap air yang teradsorpsi pada permukaan campuran partikel. Kinetika pembentukan kokristal sulfametoksazol dan trimetoprim dipelajari menggunakan metode difraksi sinar-X serbuk. Campuran ekuimolar (1:1) dipanaskan di dalam oven pada tiga suhu, yakni 160, 165, dan 170C. Pemanasan dilakukan secara isotermal selama 50 menit dengan interval waktu pengambilan pada menit ke-5, 10, 30, 40, dan 50. Analisa kuantitatif menggunakan difraksi sinar-X serbuk dilakukan dengan metode standar internal. Pada metode ini, sejumlah yang diketahui senyawa standar internal ditambahkan ke dalam sampel dan rasio intensitas puncak difraksi sampel (IS) dan intensitas puncak standar internal (II) digunakan untuk mengukur kadar sampel. Kurva kalibrasi diperoleh dari campuran fasa kokristal yang dibuat melalui metode penguapan pelarut dengan campuran fisika ekuimolar dalam komposisi yang telah ditentukan. Kalium klorida (KCl) sebanyak 25% (b/b) ditambahkan ke dalam sampel sebagai standar internal. Kurva kalibrasi didapatkan dari plot komposisi fasa kokristal vs rasio IS/II dan menunjukkan hubungan linieritas yang baik. Garis regresi diperoleh y = -0,1286 + 1,1895x dengan koefisien korelasi 0,9962. Laju pembentukan kokristal dijelaskan dengan model orde reaksi. Penentuan orde reaksi melalui plot fasa kokristal yang terbentuk vs waktu menunjukkan bahwa pembentukan kokristal sulfametoksazol-trimetoprim dengan pemanasan mengikuti kinetika orde nol