Bawang merah merupakan salah satu komoditas unggulan di Indonesia yang biasa dimanfaatkan sebagai bumbu penyedap makanan dan obat-obatan tradisional. Oleh karena itu, posisi bawang merah sebagai komoditas unggulan perlu diimbangi dengan produktivitas bawang merah yang tinggi. Budidaya bawang merah dengan TSS mampu meningkatkan produktivitas hingga 26 ton/ha. Namun, penggunaan TSS sebagai bahan tanam masih memiliki hambatan yaitu kondisi lingkungan yang kurang mendukung dalam memproduksi TSS. Kondisi lingkungan yang kurang mendukung tersebut dapat diatasi dengan menambahkan ZPT berupa giberelin dan auksin sehingga tanaman bawang merah mampu menghasilkan TSS dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dan interaksi yang terjadi antara konsentrasi giberelin dan auksin terhadap hasil TSS dan biomassa umbi bawang merah. Penelitian ini dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan dua faktor, yaitu konsentrasi giberelin (0 ppm; 100 ppm; 200 ppm; 300 ppm; 400 ppm) dan konsentrasi auksin (0 ppm; 50 ppm; 100 ppm; 150 ppm). Parameter yang diamati pada penelitian ini berupa bobot TSS; jumlah TSS; bobot umbi; dan jumlah umbi. Berdasarkan hasil pengamatan, tidak terjadi interaksi antara konsentrasi giberelin dan auksin dalam memengaruhi bobot TSS; jumlah TSS; bobot umbi; dan jumlah umbi. Hasil pengamatan menunjukan bahwa konsentrasi giberelin dan auksin tidak memberikan pengaruh nyata terhadap bobot TSS; jumlah TSS; dan jumlah umbi. Tetapi, pemberian konsentrasi IBA 100 ppm memberikan hasil yang terbaik terhadap bobot umbi bawang merah.