digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Positron emission tomography (PET) muncul sebagai modalitas pencitraan kedokteran nuklir yang kuat dengan aplikasi di beberapa bidang termasuk onkologi, kardiologi, dan neurologi. Proses pengambilan citra PET dimulai dengan menginjeksikan flourudeoxyglucose (FDG) ke tubuh pasien. Beberapa saat setelah emisi, positron mengalami reaksi annihilasi dengan elektron dan menghasilkan dua buah sinar gamma (foton) dengan arah yang berlawanan 1800 yang kemudian ditangkap oleh detektor. Informasi yang dibawa foton ke detektor kemudian disusun dan digunakan untuk merekonstruksi citra. Namun dalam aplikasi klinis, reaksi foton dengan jaringan baik itu hamburan Compton maupun absorpsi fotolistrik tidak dapat dihindari dan menyebabkan foton annihilasi teratenuasi. Hal ini mengurangi kualitas citra yang dihasilkan baik dari segi kontras maupun munculnya artefak yang menuntut adanya koreksi atenuasi. Pada penelitian ini, untuk melakukan koreksi atenuasi digunakan objek yang disimulasikan dengan SimSET (Simulation System of Emission Tomography). Koreksi atenuasi dilakukan pada library STIR (Software of Tomographic Image Reconstruction) dengan dua model koreksi, Simple dan Full attenuation model, dan selanjutnya di rekonstruksi menggunakan algoritma OSEM (Ordered Subsets Expectation Maximization Algorithm). Full atenuation model menampilkan citra objek yang identik, terlepas dari perbedaan atenuasi masing-masing objek. Sementara pada simple attenuation model ditemukan ring artefak pada daerah dengan perubahan harga atenuasi. Citra dengan rentang skala intensitas yang kecil terlihat lebih menonjol dibandingkan dengan citra yang memiliki rentang skala intensitas yang lebih besar, dengan nilai kontras sebesar 0.1. Nilai rerata kontras pada simple attenuation model menunjukkan variasi yang cukup besar di sekitaran nilai kontras yang sesungguhnya dan untuk full attenuation model nilai rerata kontrasnya hampir sama dan mendekati nilai kontras yang sesungguhnya.