digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penggunaan AC pada bangunan hotel mengkonsumsi energi listrik paling besar. Pada beberapa hotel budget, penggunaan AC untuk kamar merupakan salah satu pilihan fasilitas yang dapat menambah biaya sewa kamar. Oleh karena itu, pengurangan penggunaan AC dapat menjadi suatu pilihan baik bagi pemilik hotel maupun penyewa kamar. Salah satu cara menghemat energi untuk AC adalah penerapan strategi pasif dengan ventilasi alami. Ventilasi alami adalah aliran udara yang optimal di dalam ruang yang dapat memberikan kenyamanan termal. Dengan temperatur udara yang relatif sejuk sepanjang tahun, membuat Kota Bandung memungkinkan untuk menerapkan ventilasi alami pada bangunan. Untuk mendapatkan desain ventilasi alami yang optimal, dilakukan pengujian dengan simulasi software FloVENT 10.1 tahun 2015. Hasil simulasi menunjukan kinerja desain terhadap aliran udara di dalam ruang dan di sekitar bangunan. Proses desain ini bertujuan untuk menjamin adanya aliran udara dengan kelajuan 0,1 m/s - 1 m/s untuk kenyamanan termal pengguna bangunan pada konfigurasi kepadatan ruang yang tinggi. Pengujian dilakukan dari skala makro berupa lingkungan sekitar radius 500m, hingga skala mikro berupa ruang kamar. Beberapa intervensi rancangan berupa keterbukaan ruang dan pemberian elemen-elemen untuk pengarah aliran udara dilakukan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa, 1) pemecahan bangunan ke bagian yang lebih kecil dengan pemberian ruang terbuka vertikal dan horizontal dapat mengoptimalkan kelajuan aliran udara di dalam tapak. 2) Pemotongan sudut bangunan dapat membuat aliran udara lebih leluasa bergerak dekat dengan permukaan bangunan. 3) Pemberian elemen penghalang yang tidak menempel pada bangunan, pemberian elemen penghalang di depan dan belakang koridor, pengurangan dimensi jendela kamar tanpa mengurangi rasio jendela, dapat meningkatkan aliran udara dan mengarahkan udara untuk masuk ke dalam kamar melalui jendela dan keluar ruang kamar melalui koridor. Namun, pada ketinggian 2m dari tanah, kelajuan aliran udara cenderung rendah, sehingga direkomendasikan membuat ruang yang terbuka. Ruang yang terbuka dapat memberikan keleluasaan bagi aliran udara untuk bergerak pada ketinggian tersebut dan menciptakan aliran udara dengan gerakan vertikal pada area courtyard. Proses perancang berbasis simulasi digital ini memiliki beberapa kekurangan, seperti efek berkurangnya kepadatan dan luasan ruang secara horisontal, serta adanya kebutuhan lift, dan saluran utilitas yang panjang. Kekurangan tersebut menyebabkan hasil rancangan akhir berbeda dengan standar tipologi hotel budget pada umumnya. Perbedaan tersebut juga dapat meningkatkan biaya investasi bangunan, namun dalam jangka panjang biaya tersebut tertutup oleh penghematan biaya operasional listrik untuk penghawaan buatan (AC) yang umumnya memiliki porsi sebesar 20% dari total pengeluaran sebuah bangunan hotel.