digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Seiring dengan meningkatnya jumlah populasi penduduk di dunia, menjadikan kebutuhan energi terutama energi bahan bakar menjadi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kondisi tersebut merupakan masalah karena ketersediaan jumlah energi fosil yang ada sekarang ini sudah semakin menipis, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan krisis energi yang akan semakin memburuk. Untuk itu penemuan-penemuan energi alternatif terbarukan yang dapat menggantikan bahan bakar fosil sangat diperlukan. Mikroalga merupakan salah satu biota laut yang memiliki potensi sebagai sumber energi alternatif, yaitu sebagai sumber bahan bakar minyak terbarukan. Biomasa mikroalga mengandung lipid yang dapat diolah menjadi biodisel. Meskipun demikian, biaya produksi yang cukup tinggi menjadi kendala dalam produksi bahan bakar alternatif tersebut. Upaya peningkatan produksi lipid dari mikroalga untuk bahan baku pembuatan biodisel telah banyak dilakukan dengan beragam cara, di antaranya melalui pengondisian kultivasi mikroalga dalam medium terbatas (pengurangan sumber nitrogen, karbon, sulfur, seng, fosfor dll), dan dengan cara membatasi metabolisme produksi karbohidrat. Akan tetapi upaya - upaya tersebut menyebabkan kualitas dari siklus hidup mikroalga serta produk hasil metabolismenya menjadi relatif lebih rendah, termasuk kualitas lipid dan biomasa yang dihasilkan. Salah satu alternatif lain untuk meningkatkan produksi lipid dari mikroalga adalah dengan rekayasa genetika. Upaya rekayasa genetika sampai saat ini masih sedikit dilaporkan dan dipublikasikan oleh para peneliti karena kajian biosintesis lipid dan genetika molekular pada mikroalga juga belum banyak dipublikasikan. Protein S-asiltransferase (PAT) merupakan salah satu protein yang berperan penting dalam proses biosintesis lipid. Protein tersebut merupakan katalisator transfer rantai asil menuju molekul akseptornya (monogliserol atau diasilgliserol) dalam biosintesis triasilgliserol (TAG). Sehingga tanpa protein tersebut siklus pada biosintesis lipid hanya akan berhenti sampai pembentukan asal lemak saja. Studi mengenai gen pengkode PAT mayoritas dilakukan pada mikroalga hijau, dikarenakan keberadaan informasi genetiknya yang sudah lebih lengkap dibandingkan dengan jenis mikroalga yang lain. Mikroalga hijau merupakan mikroalga yang mudah ditemui di wilayah perairan Indonesia. Ia mempunya potensi lipid yang cukup besar yaitu sekitar 21 - 25 % dari berat biomasa basahnya. Salah satu mikroalga hijau koleksi KK biokimia ITB yang ada adalah Chlorella sp. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi spesies mikroalga hijau Chlorella sp. yang telah menjadi koleksi kelompok keahlian Biokimia ITB serta mendapatkan dan mengetahui karakteristik gen pengkode S-asiltransferase dari Chlorella sp tersebut. Tahapan studi gen S-asiltransferase dimulai dengan pemurnian kultur Chlorella sp., identifikasi spesies mikroalga dengan gen 18S rRNA, isolasi fragmen gen pengkode PAT melalui teknik RT-PCR (Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction) yang dilanjutkan dengan PCR Rantai cDNA pertama menggunakan primer koleksi kelompok keahlian Biokimia ITB. Kloning fragmen gen pengkode PAT ke dalam sel inang E.coli TOP10 dengan menggunakan vektor pGEM, penentuan urutan nukleotida dan analisis fragmen gen pengkode PAT menggunakan perangkat lunak DNA Baser, BLAST, MEGA6, BioEdit, Expasy, dan Swiss Model. Identifikasi spesies mikroalga Chlorella sp. menggunakan gen 18S rRNA menunjukkan kedekatan spesies dengan Chlorella vulgaris KF574391.1 (kemiripan nukleotida sebesar 99%). RT-PCR dan amplifikasi cDNA rantai pertama menggunakan pasangan primer ZcoF3 dan ZCoChR1a menghasilkan amplikon fragmen cDNA berukuran ±600 pb. Hasil analisis urutan nukleotida dan asam amino terjemahannya menunjukkan kedekatan dengan urutan protein PAT dari Chlorella variabilis XP 005749864.1 (kemiripan asam amino sebesar 51%). Sedangkan prediksi struktur 3 dimensi dari fragmen PAT tersebut menunjukkan adanya motif fungsi yang sama dengan fragmen PAT dari Chlorella variabilis XP 005749864.1, yaitu sebagai protein transporter.