digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

RISMA SEPTI INSANA
PUBLIC Latifa Noor

RISMA SEPTI INSANA
EMBARGO  2027-09-03 

RISMA SEPTI INSANA
EMBARGO  2027-09-03 

RISMA SEPTI INSANA
EMBARGO  2027-09-03 

RISMA SEPTI INSANA
EMBARGO  2027-09-03 

RISMA SEPTI INSANA
EMBARGO  2027-09-03 

RISMA SEPTI INSANA
EMBARGO  2027-09-03 

RISMA SEPTI INSANA
PUBLIC Latifa Noor

Cryptocarya merupakan salah satu genus tumbuhan dari famili Lauraceae yang mempunyai nilai ekonomis, karena kayunya telah digunakan sebagai bahan bangunan, dan bahan baku pulp. Selain itu, beberapa spesies Cryptocarya telah digunakan sebagai obat tradisional, di antaranya untuk mengobati demam (C. massoy) dan infeksi karena jamur (C. alba). Salah satu spesies Cryptocarya yang tumbuh di Indonesia adalah C. pulchrinervia, yang ekstrak daunnya telah dilaporkan menghasilkan metabolit sekunder kelompok piron yang memiliki potensi aktivitas sitotoksik terhadap sel murin leukemia P-388. Namun, sebagai tumbuhan obat, spesies ini belum memiliki identifikasi yang jelas untuk membedakannya dari spesies yang lain. Hasil penelusuran GenBank menunjukan bahwa belum ada informasi genetik yang dilaporkan dari tumbuhan C. pulchrinervia. Kode batang DNA (DNA barcoding) adalah metode pengidentifikasian organisme hidup berdasarkan kespesifikan urutan nukleotida pada fragmen pendek DNA tertentu. akan Kode batang DNA yang berkolerasi dengan potensi bioaktivitas dari Cryptocayra pulchrinervia bermanfaat bagi perlindungan konsumen karena pengidentifikasian kode batang DNA spesifik akan dapat membantu pemanfaatan spesies menjadi tepat sasaran dan dapat digunakan sebagai identifikasi keotentikan tumbuhan obat, dan bagi perlindungan kelestarian tanaman genus Cryptocarya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan identitas morfologi serta identitas genetik berdasarkan kode batang DNA pada gen penanda 18S rRNA dan rbcL dari C. pulchrinervia serta menguji bioaktivitas ekstrak etil asetat daun C. pulchrinervia sebagai antibakteri. Daun C. pulchrinervia diperoleh dari Kebun Raya Bogor selanjutnya diisolasi DNA lalu diamplifikasi gen rbcL dan 18S rRNA dengan PCR, amplikon gen yang didapat disekuensing dengan metode Sanger dan analisis urutan nukleotida dilakukan menggunakan program BioEdit, BLAST, dan MEGA11. Uji bioaktivitas dilakukan dengan metode Kirby-Bauer. Hasil identifikasi morfologi dari C. pulchrinervia berhasil ditentukan seperti bentuk daun yang menyirip, kulit batang bersisik berwarna kemerahan, dan tinggi pohon 20 m. Kode batang DNA dari C. pulchrinervia pada gen 18S rRNA dan rbcL juga berhasil dikonstruksi sehingga dapat digunakan sebagai identitas secara genetik. Hasil uji potensi aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat dengan berbagai variasi konsentrasi memiliki diameter hambat terhadap bakteri Staphyloccocus aereus sebesar 0,5±0,5 mm (1mg/20µL); 3,7±0,5 mm (5mg/20µL); 4,2±0,5 mm (10mg/20µL); dan 5,3±0,5 mm (25mg/20µL).