Gempa bumi telah menjadi salah satu pertimbangan utama dalam perencanaan infrastruktur di banyak negara untuk jangka waktu yang panjang. Umumnya, respon struktur akibat gempa bumi dianggap tidak bergantung pada respon tanah sehingga diasumsikan tidak terdapat interaksi antara struktur dan tanah. Pada kenyataannya, respon struktur bergantung pada respon tanah dan respon tanah bergantung pada respon struktur. Hubungan ketergantungan ini disebut interaksi tanah-struktur. Dalam perencanaan struktur secara konvensional, interaksi-tanah struktur sering diabaikan untuk menyederhanakan kriteria perencanaan. Interaksi tanah-struktur dapat diabaikan untuk struktur ringan, seperti gudang sederhana dan rumah, di atas tanah yang relatif kaku. Tetapi untuk struktur masif seperti gedung tinggi di atas tanah lunak, interaksi tanah-struktur dapat menjadi faktor penentu dalam perencanaan struktur.
Terdapat dua metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi interaksi tanahstruktur yaitu direct analysis dan substructure approach. Pada metode direct
analysis, struktur atas dan tanah dimodelkan dan dianalisis sebagai satu kesatuan dan umumnya dilakukan dengan menggunakan metode elemen hingga. Sedangkan pada
substructure approach, pondasi dan struktur atas dimodelkan secara terpisah kemudian dikombinasikan untuk memformulasikan solusi lengkap dari interaksi tanah-struktur.
Interaksi tanah-struktur terdiri dari interaksi inersial dan interaksi kinematik. Interaksi inersial adalah deformasi tanah yang diakibatkan gaya inersial seperti base shear dan base moment. Interaksi kinematik adalah respon struktur yang disebabkan perubahan free field motion menjadi foundation input motion akibat kekakuan
pondasi. Terdapat dua interaksi kinematik yang umum dikenal yaitu base slab averaging dan embedment effect.
Dalam perencanaan ini, metode substructure approach digunakan supaya pengaruh dari kekakuan pondasi dan substruktur pada interaksi kinematik dapat dianalisis
berdasarkan beberapa peraturan seperti NEHRP, FEMA, dan SNI. Pada perencanaan ini, pengaruh dari pile filtering effect juga dianalisis berdasarkan studi - studi interaksi tanah-struktur yang telah dilakukan. Untuk menghitung kekakuan sub struktur, digunakan dua model yang terdiri dari model struktur basement yang terdiri dari tiga lantai dan pondasi tiang yang terdiri dari tiga belas kelompok tiang.
Dari hasil analisis, dapat dilihat bahwa akibat interaksi inersial, terjadi peningkatan periode struktur meskipun tidak signifikan dan akibat interaksi kinematik, terjadi reduksi percepatan spektral meskipun tidak signifikan. Pada analisis pile filtering effect tidak terjadi reduksi percepatan sama sekali. Hal ini disebabkan tanah yang relatif kaku di bawah pondasi dan juga tiang pondasi memiliki kekakuan yang cukup tinggi.