digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - RIO LEANDRO
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Pesatnya pembangunan infrastruktur di dunia menyebabkan lahan kosong semakin menipis. Hal tersebut menyebabkan ruang yang dibutuhkan untuk pembangunan infrastruktur transportasi untuk mobilisasi menjadi terbatas. Oleh karena itu, salah satu infrastruktur yang dapat mengakomodasi mobilitas masyarakat adalah infrastruktur terowongan. Saat ini, perancangan terowongan umumnya dilakukan dengan menggunakan tiga buah pendekatan, yaitu solusi analitik (Curtis Muir Wood), model balok-pegas (beam-spring model) dan metode elemen hingga (finite element method) untuk mendapatkan interaksi tanah-struktur yang terjadi pada dinding terowongan. Selain meninjau interaksi tanah-struktur berupa gaya dalam, perancangan terowongan juga harus memperhitungkan aspek konstruksi yang menyebabkan penurunan permukaan tanah eksisting. Evaluasi terhadap penurunan permukaan tanah dilakukan dengan menggunakan dua buah pendekatan, yaitu solusi analitik berdasarkan Peck (1969) dan metode elemen hingga (finite element method). Evaluasi terhadap interaksi tanah-struktur dan penurunan permukaan tanah juga akan dilakukan terhadap efek pembangunan twin tunnel di lokasi tinjauan terowongan serta dianalisis dalam kondisi statik 2D.. Masing-masing metode memiliki asumsi perancangan terowongan untuk memperoleh interaksi-tanah struktur berupa gaya dalam. Pada studi kasus yang dilakukan pada proyek MRT Jakarta CP203 kondisi single tunnel, diperoleh bahwa metode yang memberikan gaya dalam aksial maksimum dan momen maksimum adalah model balok-pegas, sedangkan metode yang memberikan gaya dalam aksial minimum adalah metode elemen hingga dan metode yang memberikan gaya dalam momen minimum adalah solusi analitik. Efek twin tunnel juga dievalusi dengan menggunakan metode elemen hingga dan diperoleh bahwa terjadi peningkatan gaya dalam aksial dan penurunan gaya dalam momen. Evaluasi terhadap penurunan permukaan tanah dilakukan dengan menggunakan solusi analitik dan metode elemen hingga. Pada studi kasus yang dilakukan pada proyek MRT Jakarta CP203, diperoleh bahwa solusi analitik memberikan hasil yang lebih besar dibandingkan dengan metode elemen hingga, baik dalam kondisi single tunnel ataupun twin tunnel. Adapun efek pembangunan twin tunnel menyebabkan terjadinya peningkatan penurunan tanah maksimum dan pergeseran lokasi penurunan tanah maksimum. Hasil pemodelan yang telah dilakukan pada lokasi studi kasus kemudian diverifikasi dengan studi-studi terowongan yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kondisi tanah yang berbeda memberikan hasil yang tidak konsisten dengan lokasi studi kasus. Hal tersebut dapat terjadi akibat asumsi yang berbeda untuk masing-masing metode dan kondisi tanah yang berbeda sehingga memberikan hasil interaksi tanah-struktur yang berbeda.