2017 TS PP AYU CHANDRA FATMASARI 1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Lili Sawaludin Mulyadi
Kondisi terumbu karang di perairan Kabupaten Pandeglang sangat memprihatinkan. Kerusakan terumbu karang ini akan berimbas pada perkembangbiakan ikan dan ekosistem bawah laut lainnya. Selain itu juga akan mempengaruhi tingkat pendapatan para nelayan di pesisir pantai Pandeglang karena berkurangnya hasil tangkapan ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi, pemanfaatan, permasalah dan penyebab terjadinya kerusakan terumbu karang yang ada di Kabupaten Pandeglang, mengetahui nilai manfaat ekosistem terumbu karang di Kabupaten Pandeglang dan memberikan alternatif pengelolaan ekosistem terumbu karang Kabupaten Pandeglang yang baik dan berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode DPSIR (Driving force, Pressure, State, Impact, Respons), valuasi ekonomi dan analisis biaya manfaat. Analisis pemanfaatan dan penyebab terjadinya kerusakan terumbu karang di Kabupaten Pandeglang dalam penelitian ini dicapai dengan menggunakan data primer berupa wawancara langsung dengan masyarakat dengan bantuan kuesioner terstruktur dan data sekunder yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode DPSIR. Untuk mengetahui status perairan laut Kabupaten Pandeglang digunakan metode Indeks Pencemaran. Valuasi ekonomi terumbu karang pada penelitian ini dihitung dengan mengikuti konsep Total Economic Value (TEV) yang merupakan jumlah dari nilai manfaat (use value) dan non-manfaat (non use value). Sedangkan untuk menentukan skenario pengelolaan yang paling tepat bagi kawasan ekosistem terumbu karang digunakan pendekatan Cost Benefit Analysis (CBA) yang digunakan untuk mengestimasi nilai sekarang (Net Present Value/ NPV). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kerusakan ekosistem terumbu karang di Kabupaten Pandeglang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu dari sektor perikanan, sektor industri PLTU, sektor pariwisata, faktor alam, limbah domestik dan aktivitas penambangan karang dan pasir. Kondisi perairan laut Kabupaten Pandeglang berada pada kondisi tercemar sedang dengan nilai Indeks Pencemaran sebesar 7,1217. Nilai manfaat terumbu karang terdiri dari nilai manfaat langsung dari sektor perikanan tangkap sebesar Rp. 300.889.581 per tahun dan nilai manfaat tidak langsung yaitu nilai manfaat terumbu karang sebagai pelindung pantai sebesar Rp 6.061.073.550 dan nilai manfaat terumbu karang sebagai pariwisata sebesar Rp. 93.497.326.970. Nilai pilihan terumbu karang Kabupaten Pandeglang berupa nilai manfaat terumbu karang sebagai penyedia keanekaragaman hayati dan nilai terumbu karang sebagai penyerap karbon sebesar Rp. 32.881.050.000 dan Rp 5.480.175.000. Sedangkan nilai keberadaan pada penelitian ini dihitung berdasarkan teknik CVM (Contingen Valuation Method) yaitu sebesar Rp. 3.868.070.721. Sehingga nilai ekonomi total terumbu karang Kabupaten Pandeglang seluas 1620 ha adalah Rp. 138.220.515.100. Upaya pengelolaan terumbu karang pada penelitian ini digambarkan berdasarkan empat skenario. Nilai Net Present Value (NPV) skenario I yaitu kondisi eksisting sebesar Rp. 87.125.567.835,00, skenario II yaitu penerapan larangan beroprasinya alat tangkap yang tidak ramah lingkungan sebesar Rp. 560.888.980.311,54, skenario III yaitu penerapan zonasi atau kawasan konservasi laut sebesar Rp. 105.469.817.835,00 dan skenario IV yaitu dilakukannya transplantasi terumbu karang sebesar Rp. 928.820.205.489,78. Alternatif pengelolaan skenario IV dengan melakukan transplantasi terumbu karang di Kabupaten Pandeglang merupakan alternatif terbaik dari skenario I, II dan skenario III.