CO2 adalah salah satu gas efek rumah kaca yang menjadi kontributor utama dalam fenomena pemanasan global. Carbon Capture and Storage (CCS) merupakan salah satu teknologi mitigasi pemanasan global dengan cara mengurangi emisi gas CO2 ke atmosfer. Teknologi ini terdiri dari penangkapan dan pemisahan gas CO2 dari sumber, penyaluran CO2, ke tempat penyimpanan dan penyimpanan jangka panjang ke bawah permukaan, yang umumnya berupa formasi geologi. Penelitian teknologi CCS di Indonesia kian berkembang, salah satunya terdapat pada area Lapangan Gundih, Jawa Timur. Formasi yang ditargetkan sebagai reservoir yaitu Formasi Ngrayong. Dalam penelitian ini, digunakan metode gayaberat untuk memetakan kondisi geologi bawah permukaan, menghitung estimasi volume Formasi Ngrayong dan menghitung volume rongga Formasi Ngrayong yang dapat diinjeksikan gas CO2. Pada penelitian ini data yang digunakan merupakan data hasil akuisisi gayaberat pada September 2014 di Lapangan Gundih. Data kemudian diolah hingga diperoleh anomali Bouguer lengkap. Selanjutnya dilakukan pemisahan anomali regional dan anomali residual. Pemodelan ke depan 2.5 D dilakukan dengan mengacu pada data sumur, data seismik, kolom stratigrafi Zona Rembang dan peta geologi daerah pengukuran. Densitas background yang digunakan yaitu 2.55 g/cc dan penentuan densitas lapisan mengacu pada tabel densitas batuan. Kemudian dilakukan pemodelan 3D semu untuk visualisasi bawah permukaan sehingga dapat dilakukan perhitungan estimasi volume Formasi Ngrayong. Dari penelitian yang telah dilakukan, didapatkan nilai estimasi volume Formasi Ngrayong yaitu 17,168 x 1012 m3 dan volume rongga Formasi Ngrayong yang dapat diinjeksikan gas CO2 yaitu 120,176 x 109.