Eksplorasi lapangan panas bumi melibatkan banyak proses geo-scientific dengan tujuan untuk mendefinisikan dan melakukan karakterisasi dari reservoir geotermal sebelum proses pengeboran. Saat ini, perekaman event mikroseismik menjadi suatu prosedur yang umum untuk memperkirakan struktur geologi dari reservoir geotermal yang potensial. Syarat untuk memperkirakan kondisi bawah permukaan melalui data mikroseismik adalah cakupan yang luas dari stasiun perekam aktivitas seismik dan event kegempaan mikro yang banyak. Studi ini memaksimalkan jaringan seismik dari Lapangan Panas Bumi Rantau Dedap sebelum dilakukannya pengeboran untuk melakukan delinieasi struktur bawah permukaan lapangan ini. Jaringan seismik pada lapangan ini memiki 26 stasiun yang telah dipasang selama 8 bulan dari Agustus 2011 dengan jarak 20 km dari target reservoir. Terdapat 637 event local yang terdeteksi dan terpetakan. Jumlah ini cukup besar untuk sebuah daerah yang masih dalam tahap awal eksplorasi geotermal. Studi ini bertujuan untuk merekonstruksi struktur kecepatan 3D melalui metode tomografi double-difference dan memperkirakan kemungkinan sifat fluida pada lapangan ini melalui kecepatan gelombang P dan S serta rasio antar keduanya. Korelasi silang waveform diterapkan untuk meningkatkan kualitas pick waktu tiba. Tomografi double-difference dipergunakan karena kemampuan metode ini untuk mereduksi ketidakpastian model yang berkaitan dengan pick dan stuktur kecepatan. Terdapat anomali negatif pada tomogram pertubasi Vp dan Vs serta rasio Vp/Vs yang rendah pada lapangan ini yang berkorelasi dengan adanya steam dibawah permukaan. Selain itu juga ditemukan adanya anomali positif pada tomogram pertubasi Vp dan Vs serta rasio Vp/Vs rendah yang berkorelasi dengan zona non-permeabel.