Dalam tahapan eksplorasi minyak dan gas, kerap kali zona yang dianggap reservoir
yang potensial belum tentu mengandung hidrokarbon. Hal tersebut dapat
diakibatkan oleh banyak faktor, salah satunya jarak batuan induk atau source rock
yang terlalu jauh dengan reservoir. Oleh karena itu diperlukan studi identifikasi
source rock untuk penilaian prospek dan resiko dari petroleum play suatu daerah.
Pada tahap lanjut, studi identifikasi source rock ini juga dapat dipadukan dengan
penilaian indeks kegetasan batuan source rock untuk menilai source rock yang
berpotensi sebagai reservoir nonkonvensional. Penelitian ini dilakukan pada subcekungan
Jambi yang terletak pada Provinsi Jambi. Berdasarkan petroleum sistem
daerah sub-cekungan Jambi, source rock berada pada formasi Lahat dan
Talangakar. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi formasi Talangakar
sebagai source rock dengan mengintegrasikan data geokimia, analisa petrofisika
serta metode inversi seismik. Karakteristik batuan induk yang diinginkan adalah
zona dengan kandungan Total Organic Carbon (TOC) dari baik hingga sangat baik
(>1%) dan maksimum temperatur diatas 435 OC serta indeks kematangan yang
direpresentasikan oleh pantulan vitrinit lebih besar atau sama dengan 0.6% (Peter
dan Cassa, 1991). Berdasarkan analisa geokimia, formasi Talangakar mengandung
potensi TOC di kisaran 0.3% hingga 2.14%, suhu maksimum secara rata-rata
berada di atas 435OC dan persen pantulan vitrinite (%Ro) berada pada rentang 0.5-
1.21%. Analisa kualitatif petrofisika menunjukkan bahwa Talangakar memiliki tren
nilai gamma-ray yang tinggi yang diinterpretasikan sebagai dominasi litologi
serpih. Tren nilai resistivitas yang meningkat pada zona target merepresentasikan
adanya proses pematangan materi organik (Morel, 1999). Dengan menggunakan
data seismik serta log TOC yang dihitung dengan metode Passey dan Schmocker,
didapatkan distribusi nilai TOC secara lateral dengan mengkorelasikan nilai TOC
dengan impedansi akustik pada formasi Talangakar. Dari korelasi AI dan TOC,
nilai TOC tinggi berkorelasi dengan nilai impedansi yang rendah. Pendekatan ini
bisa menjadi cara yang baik untuk mengidentifikasi persebaran lateral dari batuan
induk pada penampang seismik.