Provinsi Jawa Barat merupakan produsen teh utama yang menghasilkan lebih dari 78% produksi teh di Indonesia. Daerah produsen teh di Provinsi Jawa Barat terkonsentrasi di beberapa kecamatan di Kabupaten Bandung. Sayangnya produksi teh di Kabupaten Bandung terus menurun dan dikhawatirkan tidak bisa memenuhi permintaan teh di masa depan. Ada banyak faktor yang menentukan produktivitas teh, seperti umur tanaman, tenaga kerja, kesesuaian iklim dan kesesuaian lahan. Di penelitian ini akan diteliti lebih lanjut tentang kesesuaian iklim dan kesesuaian lahan terhadap produktivitas teh hingga tahun 2030 dengan memperhitungkan variabilitas iklim.
Metode yang dipakai adalah fitting Deret Fourier untuk memproyeksikan curah hujan dan Model Barotropik digunakan untuk menentukan jumlah hari petik dalam setahun hingga tahun 2030. Curah hujan, temperatur, kemiringan lereng dan jenis tanah digunakan sebagai faktor penentu dalam kelas kesesuaian lahan. Hasil penelitian ini memproyeksikan produktivitas teh di Kabupaten Bandung menurun dari rata-rata produktivitas teh sebesar 1,8 ton/hektar, menjadi 1.64 ton/hektar pada tahun 2030. Oleh karena itu disarankan untuk membuka lahan baru atau rekayasa lahan untuk meningkatkan produksi teh di Kabupaten Bandung.