Graphene oxide merupakan material tipis dua dimensi graphene dengan gugus-gugus fungsi oksigen yang menempel secara acak pada bidang karbon. Graphene oxide (GO) disiapkan dengan mendispersikan bubuk graphite oxide dalam aqua dm, sehingga lapisan-lapisan GO menjadi mudah dikelupas melalui proses ultrasonikasi. Graphite oxide sendiri disintes dari graphite murni menggunakan metode Hummers termodifikasi, dengan penggantian oksidator KMnO4 oleh APS. GO dengan tingkat oksidasi yang berbeda diperoleh melalui variasi jumlah APS. Larutan dispersi GO kemudian dianalisis menggunakan Spektroskopi Raman, Photoluminescence, dan UV-Visible. Spektrum Raman mengkonfirmasi bahwa prekursor graphite telah teroksidasi dengan baik, ditunjukkan dengan adanya puncak defek pada seluruh sampel GO dengan intensitas rasio ID/IG yang bervariasi dari 0,5 hingga 0,8. Rasio paling tinggi ditunjukkan oleh sampel B dengan jumlah APS 3,65 gram, sedangkan intensitas rasio I2D/IG paling tinggi yaitu sekitar 1,02 yang menunjukkan graphene berlapis tunggal, terlihat pada sampel C dengan jumlah APS 4,5 gram. Pengamatan melalui spektroskopi UV-Vis menunjukkan puncak absorbsi maksimum di 260 nm, berkaitan dengan transisi π⟶π* antar ikatan karbon atom. Spektrum UV-Vis digunakan untuk menentukan bandgap GO, dimana bandgap yang ditemukan pada penelitian ini bervariasi dari 3,5 sampai 4 eV. Bandgap yang besar ini menyebabkan GO memiliki sifat photoluminescence yang lebih kuat dari graphene. GO mengemisikan cahaya hijau di energi sekitar 2,2 eV ketika ditembakkan sinar UV – LED dengan panjang gelombang 385 nm.