Daun tanaman stevia (Stevia rebaudiana) memiliki kandungan glikosida steviol yang diperkirakan 300 kali lebih manis dari sukrosa, sehingga potensial untuk industri pemanis alami. Kendala propagasi S. rebaudiana dengan metode in vivo sangat banyak, sehingga diperlukan metode lain yakni dengan menggunakan metode in vitro. Salah satu alternatif untuk multiplikasi biomassa stevia dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang relatif singkat adalah dengan menggunakan bioreaktor dengan sistem perendaman sementara (TIS) berjenis RITA (Recipient for Automated Temporary Immersion System). Permasalahan lain dalam kultivasi stevia adalah terbatasnya waktu pemanenan karena terbentuknya bunga. Guna mendapatkan biomassa dan kandungan steviosida yang lebih tinggi, manipulasi pendedahan LED merah-jauh pada sistem kultur in vitro S. rebaudiana terbukti dapat meningkatkan produktivitas sistem untuk menghambat proses pembungaan. Pendedahan LED merah-jauh (lambda = 730 nm) perlu diberikan dalam rentang waktu siklus gelap tanaman dengan tujuan interupsi siklus sehingga fitokrom B tanaman menjadi tidak aktif dan mengakibatkan gen pembungaan FT (Flowering Locus T) serta gen LFY (Leafy) menjadi tidak aktif. Pada kondisi tidak menghasilkan gen pembungaan, maka diharapkan prekursor asam ent-kauren akan mengarah ke produksi glikosida steviol yang lebih banyak. Hingga saat ini, efek pendedahan LED merah-jauh untuk produksi glikosida steviol pada tanaman stevia belum diketahui mekanismenya secara level molekular. Sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh efek pemberian cahaya LED merah-jauh terhadap pertumbuhan, kandungan steviol, dan level ekspresi gen-gen untuk sintesis glikosida steviol dan senyawa turunannya, yakni gen ent-KO, ent-KS, ent-KAH 13, UGT85C2, UGT74G1 serta UGT76G1 pada sistem bioreaktor TIS RITA. Hasilnya menunjukkan bahwa peningkatan biomassa RITA LED merah-jauh mencapai 1,702±0,114 gr sedangkan pada sistem pada sistem RITA Kontrol (Tanpa pendedahan) hanya sebesar 0,953±0,093 g. Produktivitas S. rebaudiana pada sistem RITA LED adalah sebesar 0,246 g.Lmedium-1.hari-1, sedangkan pada RITA kontrol hanya sebesar 0,150 g.Lmedium-1.hari-1. Masing-masing kultur, baik dalam bioreaktor RITA kontrol maupun RITA® LED, memiliki pola konsumsi sukrosa, mineral, dan senyawa inorganik mengikuti pertambahan biomassa. Profil ekspresi gen yang dianalisis menggunakan real-time PCR menunjukkan bahwa peningkatan level ekspresi terjadi pada gen ent-KO (1,16 kali), ent-KS1 (1,27 kali), ent-KAH 13 (1,28 kali), UGT85C2 (1,25 kali), UGT74G1 (1,77 kali) serta UGT76G1 (1,14 kali) yang dikultivasi di bioreaktor RITA LED. Analisis kandungan metabolit steviosida dan rebaudiosida-A pada RITA LED merah-jauh lebih tinggi 37,15% serta 22,99% jika dibandingkan dengan sistem RITA kontrol.