digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Balam Trough merupakan suatu sub cekungan penghasil minyak dan gas bumi milik PT. Chevron Pacific Indonesia yang terletak di bagian utara Cekungan Sumatra Tengah, Riau. Studi dilakukan pada lapangan Bravo yang terletak di timur Sub-Cek. Studi dilakukan pada empat interval reservoir dari Duri_Sand_A – T_A_FS4 yang tersebar pada 155 sumur dengan luas area ± 148.5 km2. Studi ini dilakukan untuk memetakan distribusi fasies dan mengestimasi geometri fasies pengendapan dalam interval reservoir. Berdasarkan analisis biostratigrafi dan korelasi stratigrafi, reservoir-reservoir pada interval Duri_Sand_A – T_A_FS4 secara stratigrafi berada pada umur Miosen Awal – Miosen Tengah yang diendapkan sekitar 20 juta tahun lalu dan melampar di sepanjang Balam Trough. Analisis batuan inti menunjukkan bahwa dalam empat interval reservoir terdiri dari 13 litofasies yaitu 10 litofasies batupasir dan 3 litofasies batulempung-batulanau. Litofasies batupasir terdiri dari Snr, Sps, Sr, Sl, Spb, Sc, Ssm, Sm, Slmb, dan Slb. Litofasies batulempung-batulanau terdiri dari Fs, Fm, dan Fc. Lingkungan pengendapan adalah lingkungan estuari (intertidal ke subtidal) dan dibagi menjadi 4 asosiasi fasies yang berasosiasi satu dengan lainnya baik secara vertikal maupun horizontal. Asosiasi fasies tersebut adalah estuarine channel, Intertidal Sand Bar, Subtidal Channel, dan Sandy Mud Flat. Hasil estimasi distribusi dan geometri reservoir berdasarkan korelasi kronostratigrafi dan interpretasi seismik 3D memperlihatkan bahwa Lapangan Bravo pada balok Sayap Rahman memiliki potensi yang tinggi untuk dilakukan pengembangan, terjadi penebalan lapisan (potensi sedimentasi tinggi), dan pada beberapa interval penelitian terlihat perkembangan subtidal channel dan Intertidal Sand Bar yang sangat baik. Dimensi lebar Subtidal Channel berkisar 3,5 km dengan ketebalan 10-25 ft, sedangkan Intertidal Sand Bar memiliki dimensi lebar 1-1,5 km dengan tebal 0-10 ft, dan Sandy Mud Flat memiliki dimensi yang tak hingga. Arah pengendapan adalah NE-SW, dengan garis pantai purba berarah NW-SE tegak lurus terhadap endapan batupasir Subtidal Channel. Fasies yang menjadi reservoir terbaik dalam penelitian ini adalah Subtidal Channel dan sebaiknya pemboran pada interval Formasi Telisa dilakukan pemboran horizontal agar menghasilkan nilai yang ekonomis.