digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Senyawa kompleks [Fe(NH2trz)3]SO4, disintesis langsung dari FeSO4.7H2O dengan ligan 4-amino-1,2,4,-triazol (NH2trz) dalam pelarut air. Rendemen yang dihasilkan kompleks [Fe(NH2trz)3]SO4 cukup besar sekitar 71%. Kompleks ini berwarna ungu pada suhu ruang yang menunjukkan keadaan spin rendah dan bersifat diamagnetik, ketika dipanaskan kompleks ini berubah warna menjadi putih yang menunjukkan keadaan spin tinggi dan bersifat paramagnetik. Perubahan warna ini terjadi secara reversibel sehingga dapat digunakan sebagai sensor suhu, saklar molekular dan memori. Fenomena ini dikenal sebagai spin crossover (SCO). Jenis anion pada kompleks besi(II) amino triazol sangat berpengaruh terhadap suhu transisi, sifat magnet dan perubahan warna yang terjadi. Pada penelitian ini kompleks [Fe(NH2trz)3]X2 dengan X = Br - ,I-, NO3- ) dan,disintesis dari FeSO4.7H2O dan ligan NH2trz dengan penambahan garam-garam alkali yaitu KBr, KI dan NaNO3 sebelum terbentuk endapan [Fe(NH2trz)3]SO4. Kompleks [Fe(NH2trz)3]Br2 dan kompleks [Fe(NH2trz)3](NO3)2 diperoleh dengan rendemen sekitar 14% sampai 25%. Karakteristik kompleks ini mirip dengan kompleks [Fe(NH2trz)3]SO4 yaitu warna dan sifat magnetik tetapi suhu transisinya berbeda. Sedangkan kompleks [Fe(NH2trz)3]I2 terbentuk dengan rendemen yang cukup besar sekitar 89%, dan memiliki sifat yang berbeda dengan kompleks [Fe(NH2trz)3]SO4. Kompleks ini berwarna putih pada suhu ruang yang menunjukkan keadaan spin tinggi, dan bersifat paramagnetik. Ketika didinginkan [Fe(NH2trz)3]I2 berubah warna menjadi ungu dan kembali putih pada suhu ruang. [Fe(NH2trz)3]I2 relatif tidak stabil ditandai dengan mengalami perubahan warna menjadi kuning ketika dibiarkan di udara terbuka.