Endapan epitermal sulfidasi rendah di daerah Gunung Pongkor merupakan endapan mineral bijih dengan komoditas utama berupa emas dan perak. Di daerah tersebut, dilakukan penelitian mengenai tekstur yang terdapat di setiap fasies urat kuarsa yang tersebar di lima lokasi urat, yaitu, dari timurlaut – baratdaya, Pasir Jawa, Gudang Handak, Ciguha, Kubang Cicau, dan Ciurug. Persebaran fasies urat kuarsa ditentukan pada penelitian ini. Selain itu, proses mineralisasi dari tiap fasies urat kuarsa dan perubahan kondisi pembentukan urat kuarsa juga ditentukan dengan mengintegrasikan variasi tekstur dari tiap fasies dengan data kadar Au dan Ag, mineralogi, temperatur, salinitas, serta kandungan sulfida dari urat kuarsa. Pada penelitian ini, assay Au dan Ag dengan menggunakan metode DIBK, analisis sayatan tipis, analisis sayatan poles, serta analisis sampel urat kuarsa secara megaskopis dilakukan.
Terdapat lima fasies urat kuarsa yang direpresentasikan oleh suatu himpunan mineral tertentu. Secara urutan dari tua ke muda terdiri dari empat fasies termineralisasi, yaitu carbonate-quartz (CQ), manganese oxide-quartz (MOQ), banded opaline quartz (BOQ), grey sulfide quartz (GSQ), dan yang terakhir, satu fasies tidak termineralisasi, late geodic quartz (LGQ). Persebaran fasies urat kuarsa dari arah timurlaut – baratdaya menunjukkan suatu trend bahwa semakin ke arah baratdaya, fasies yang lebih berkembang adalah fasies yang berumur lebih muda. Berdasarkan data kadar Au dan Ag, semakin muda fasies termineralisasi, semakin tinggi kadar yang dimilikinya, sehingga semakin ke arah baratdaya, kadar emas dan perak pada urat kuarsa semakin meningkat. Berdasarkan kehadiran tekstur urat kuarsa di tiap fasies termineralisasi, mekanisme pengendapan emas yang utama adalah boiling. Diantara tekstur manifestasi boiling yang ada, tekstur crustiform dan colloform adalah tekstur utama yang terbentuk ketika mineralisasi terjadi, sehingga tekstur tersebut dapat menjadi penunjuk keberadaan kadar Au dan Ag tinggi pada urat kuarsa. Selama fase pembentukan fasies urat kuarsa yang ada, yaitu dari fase pertama sampai dengan kelima, diperkirakan terjadi penurunan temperatur dan kandungan CO2 pada larutan hidrotermal. Selain itu, peningkatan jumlah kandungan sulfida pada larutan hidrotermal yang menyebabkan kadar Au dan Ag semakin meningkat juga terjadi.