Potensi energi panas bumi di Indonesia mencakup 40% potensi panas bumi dunia, tersebar di 251 lokasi pada 26 propinsi dengan total potensi energi 27.140 MW atau setara 219 milyar ekuivalen barrel minyak. Kapasitas terpasang saat ini 1.194 atau 4% dari seluruh potensi yang ada. PT Pertamina (Persero) sebagai BUMN migas yang mengemban tugas memenuhi kebutuhan energi baik BBM fosil dan non fosil dan energi lainnya untuk dalam negeri. Usulan Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Panas Bumi Iyang Argopuro seluas ± 102.400 km2 berada di Pegunungan Iyang Argopuro di Jawa Timur. Lapangan Geothermal Iyang Argopuro mempunyai potensi energi panas bumi atau cadangan yang terkandung sebesar 34 MWe berdasarkan perhitungan cadangan menggunakan metode volumetrik, sedangkan dari hasil simulasi Monte Carlo diketahui bahwa besar cadangan sebesar 58,4 MWe dengan nilai P10, sehingga dapat dilihat bahwa lapangan ini memiliki cadangan yang secara teknis dapat dikembangkan. Untuk mengetahui kajian lebih dalam pada Lapangan Geothermal Iyang Argopuro maka dibuat model sensivitas keekonomian dengan tiga buah sensivitas, yaitu sensivitas pesimistic, moderate dan optimistic dengan nilai parameter keekonomian yang berbeda pada tiap sensivitasnya serta penganalisaan keekonomian untuk menentukan kelayakan secara ekonomis dari pengembangan Lapangan Geothermal Iyang Argopuro dengan parameter-parameter antara lain yaitu revenue, investasi, expenses / biaya, depresiasi, tax, cashflow, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI) dan Pay Out Time (POT). Hasil dari perhitungan dan penganalisaan secara ekonomis, maka sensivitas optimistic lah yang memiliki nilai keekonomian lebih baik dibandingkan dengan sensivitas lainnya dengan parameter NPV sebesar 260 US$ ribu, IRR sebesar 13.89%, POT selama 10.3 tahun dan PI sebesar 1.01. Maka Proyek Lapangan Geothermal Iyang Argopuro ini layak atau dapat dikembangkan.