digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Atlet taekwondo sangat rentan mendapatkan cedera selama masa karantina, hal tersebut dapat berakibat fatal yang memungkinkan atlet tidak dapat diikutkan dalam kejuaraan sehingga dinyatakan gagal dan mungkin tidak bisa mengikuti karantina selanjutnya atau bahkan dipulangkan. Kegagalan atlet berpengaruh pada pembiayaan atlet selama karantina yang sudah dianggarkan sebelum karantina berlangsung. Sehingga menyebabkan kemungkinan perubahan anggaran yang sudah ditetapkan sejak awal, akibat terdapat sejumlah atlet gagal yang membutuhkan pembiayaan yang besar akibat mengalami cedera. Untuk itu dengan adanya asuransi atlet taekwondo maka akan memberikan jaminan dalam mengatasi risiko finansial yang dialami KONI. Penentuan model risiko asuransi kegagalan atlet taekwondo menuju kejuaraan menggunakan GLM dengan pendekatan regresi logistik. Model dirancang dengan menggunakan asumsi bahwa prediktor jumlah atlet laki-laki, rataan berat atlet, rataan tinggi atlet, rataan usia atlet, jumlah atlet yang mempunyai pengalaman lebih dari 4 tahun, jumlah atlet yang mempunyai riwayat cedera masa lalu, dan jumlah atlet yang bersabuk hitam merupakan faktor-faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya cedera pada atlet dari data yang berhasil dikumpulkan. Dari penelitian yang telah dilakukan, digunakan dua metode yaitu Ordinary Least Square (OLS) dan Maximum Likelihood Estimate (MLE) dimana model terbaik dihasilkan dengan menggunakan metode MLE.