Energi fosil yang merupakan sumber energi utama ketersediaannya semakin sedikit dan kurang ramah lingkungan.Oleh karena itu perlu dicari sumber energi alternatif yang ketersediaannya melimpah di alam dan ramah lingkungan.Angin merupakan salah satu sumber energi alternatif yang memenuhi kriteria tersebut.Untuk dapat dimanfaatkan, diperlukan kajian untuk mempelajari mengenai potensi energi angin di daerah-daerah yang memiliki potensi tersebut. Tidak semua wilayah di Indonesia memiliki potensi energi angin.Sulawesi Selatan merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi energi angin.Dalam penelitian ini digunakan data angin pada ketinggian 10 m diatas permukaan tanah pada 3 stasiun di wilayah Sulawesi Selatan.Untuk menghitung kecepatan angin pada ketinggian di atas 10 m yaitu pada 25 m dan 50 m digunakan persamaan profil hukum pangkat. Kecepatan angin di stasiun Hasannudin berkisar dari 2.5 m/s sampai 3.1 m/s. Stasiun Masamba merkisar dari 1.7 m/s hingga 2.3 m/s, dan stasiun Majene dari 3.6 sampai 4.5 m/s. Daya efektif di stasiun Hasannudin didapat menggunakan teknologi turbin TASH (Turbin Angin Sumbu Horizontal) dengan diameter rotor 5 m, pada ketinggian 50 m mampu menghasilkan 78 kWhari/tahun. Untuk stasiun Masamba potensinya tergolong kecil karena kecepatan angin yang rendah, namun masih bisa dimanfaatkan dengan menggunakan turbin Honeywell. Dalam setahun bisa menghasilkan 29 kWhari/tahunpada ketinggian 50 m.Daerah yang paling berpotensi untuk pembangkit listrik energi angin adalah stasiun Majene. Daya efektifnya diperoleh dengan turbin TASH diameter rotor 5 m pada ketinggian 10 m, dan diameter 15 m pada ketinggian 25 dan 50 m. Pada ketinggian 50 m mampu menghasilkan energi hingga 2408 kWhari/tahun.