digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Lapangan Bona yang terletak di Cekungan Bintuni, Papua telah terbukti menghasilkan hidrokarbon, terutama gas dan kondensat dari Formasi Ainim dan Roabiba dengan lapisan reservoir utama yang di produksi pada Formasi Roabiba. Pengembangan lebih lanjut perlu dilakukan di daerah ini, karena telah terbukti adanya hidrokarbon pada sebelas sumur eksplorasi dan sumur-sumur pengembangan yang ada. Dengan dilakukannya studi geokimia dan pemodelan cekungan, diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik mengenai potensi akan adanya kompartementalisasi dan penyebaran gas residu yang nantinya dapat menjadi masukan di dalam skenario pengembangan Lapangan Bona kedepannya. Studi geokimia yang telah dilakukan di lapangan ini memberikan masukan akan adanya dua sumber batuan induk, yaitu Formasi Ainim dan Roabiba, serta adanya kompartementalisasi di bagian baratlaut dari Lapangan Bona. Hal ini terlihat dari adanya perbedaan komposisi gas dan tekanan pada sumur-sumur yang telah di analisis. Dengan bantuan analisis sekatan sesar dan data seismik, dapat disimpulkan bahwa kompartementalisasi yang terjadi bukan dikarenakan pengaruh pergerakan sesar, hal ini dikarenakan setelah adanya migrasi hidrokarbon, sesar-sesar yang teramati tidak mengalami pengaktifan kembali (reactivation) yang dapat membuat daerah tersebut tersekat. Kompartementalisasi terjadi akibat adanya pengaruh properti reservoir yang relatif lebih buruk di bagian baratlaut Lapangan Bona (sumur Bona-1 dan Bona-3) dibandingkan dengan sumur-sumur lainnya. Lapangan Bona terletak di Cekungan Bintuni, merupakan suatu foreland basin terdapat laju pengendapan yang sangat cepat di sebelah timur dari Lapangan Bona, hal ini yang menyebabkan dapur utama hidrokarbon (kitchen) terbentuk pada bagian timur dari lapangan. Proses pengangkatan (tilting) yang terjadi pada umur ~ 3,5 juta tahun yang lalu mengakibatkan bagian baratlaut Lapangan Bona terangkat dan mengalami erosi. Erosi ini terjadi pada waktu migrasi hidrokarbon masih berlangsung, sehingga hidrokarbon yang telah terperangkap mengalami pergerakan kembali akibat adanya perubahan bentuk perangkap dan menghasilkan hidrokarbon (gas) residu pada daerah yang telah ditinggalkan. Dalam pemodelan geologi, prediksi jumlah erosi sedimen di Lapangan Bona dapat diketahui. Prediksi ini dapat membantu dalam proses pemodelan migrasi hidrokarbon dan memprediksi kemungkinan penyebaran gas residu pada Lapangan Bona yang nantinya dapat menjadi sumber alternatif yang dapat diambil dalam pengembangan Lapangan Bona.