digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Minyak dan gas bumi sampai saat ini masih memegang peranan yang sangat penting dalam menopang pembangunan di Indonesia dan juga penggerak pertumbuhan yang ditunjukkan dengan memberikan kontribusi rata-rata sebesar kurang lebih 20,7% dari seluruh penerimaan Negara atau sebesar 272 trilyun rupiah. Perkembangan eksplorasi menghadapi suatu kenyataan bahwa penemuan cadangan baru relatif lebih lambat dan menjadi cukup sulit karena target eksplorasi dihadapkan pada daerah-daerah yang semakin sulit baik secara infrastruktur maupun geografis (frontier area). Terkait hal tersebut kadang diperlukan terms and conditions yang baik untuk dapat menarik investasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji suatu lapangan dengan menggunakan data dan asumsi yang digunakan seperti produksi komulatif, biaya kapital dan operasional, harga minyak dan gas dan eskalasinya serta bagian Pemerintah dan bagian Kontraktor (split) yang diambil dari data keekonomian Lapangan X dan Y sebagai input. Output yang didapat adalah beberapa indikator keekonomian seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Pay Out Time (POT) dan Profitability Index (PI) serta Bagian Pemerintah. Dari hasil studi Lapangan Xdan Y didapat estimasi besar cadangan awal untuk gas sebesar 149,7 BSCF dan minyak sebesar 42,76 MMSTBO. Dengan menggunakan beberapa skenario dan berdasarkan skenario yang terbaik didapatkan perkiraan cadangan terambil untuk gas sebesar 103,60 BSCF dengan adanya kandungan pengotor berupa CO2, Nitrogen dll dengan rata-rata sebesar 8,8% maka kumulatif gas bersih sekitar 94,48 BSCF dan minyak sebesar 6,19 MMSTBO. Berdasarkan asumsi minyak bumi 90 US$/bbl dan 6 US$/mcf dengan eskalasi 3% dan discount rate 10% didapatkan IRR sebesar 14.71% dengan distribusi revenue dari Net Contraktor Share sebesar US$ 185,228 M (14.85%) dan Cost Recovery sebesar US$ 534,758 M (42.86%) dan Total Government Share sebesar US$ 527,604 M (42.29%). Dari hasil evaluasi tersebut didapatkan dengan menggunakan beberapa skenario tersebut penerimaan negara dapat ditingkatkan melebihi 40% dan diharapkan Pemerintah dapat menentukan kebijakan terhadap pengembangan lapangan selanjutnya sehingga tidak terlalu merugikan Negara.