Batubara Seam D dan Seam E termasuk kedalam Formasi Muara Enim di Cekungan Sumatera Selatan berumur Miosen Tengah sampai Miosen Akhir. Lokasi penelitian bertempat di tambang batubara Air Laya, PTBA, Tanjung Enim,
Sumatera Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui genesa sulfur piritik serta peran lingkungan pengendapan dan struktur geologi terhadap
variasi kandungan sulfur batubara Seam D dan Seam E. Pengamatan dilakukan terhadap sampel batubara hasil dari pemboran eksplorasi pada pit penambangan Air Laya. Analisis yang dilakukan adalah analisis petrografi, analisis sulfur dan analisis SEM, yang didukung dengan hasil analisis reflektansi vitrinit dan proksimat batubara tersebut. Berdasarkan hasil rekonstruksi lingkungan pengendapan batubara dengan menggunakan 4 parameter yaitu : derajat pengawetan jaringan tumbuhan (TPI), derajat Gelifikasi (GI), derajat pengaruh air tanah (GWI) dan aspek vegetasi (VI) diinterpretasikan bahwa batubara Seam D dan Seam E diendapkan pada
lingkungan pengendapan upper delta plain dengan tipe gambut ombrotrophic. Berdasarkan hasil analisis sulfur, didapatkan bahwa kandungan sulfur total ratarata
pada batubara Seam D adalah 1,6% didominasi oleh sulfur organik dan sulfur piritik, sedangkan pada batubara Seam E, rata-rata kandungan sulfur total adalah 0,94% didominasi oleh sulfur organik. Kondisi struktur geologi di daerah penelitian terjadi setelah pembentukan
batubara, mengakibatkan peningkatan kualitas batubara Seam D dan Seam E, tetapi tidak mempengaruhi kandungan sulfur pada batubara Seam D dan Seam E yang lebih dipengaruhi oleh tipe tumbuhan pembentuk dan kondisi lingkungan pengendapan. Hal ini didukung selain oleh analisis bentuk sulfur dan penyebaran secara lateral, juga didukung oleh hasil analisis petrografi dan SEM, dimana sulfur pirit yang terbentuk didominasi oleh sulfur pirit singenetik.