digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Daerah penelitian terletak pada geografis zona 48S WGS 84, E 378500-388500 dan N 9745700-9755000 seluas 97 km2 (10 km x 9,7 km) yang terletak di Desa Mangsang. Geomorfologi daerah penelitian memiliki pola-pola tertentu, seperti pola perbukitan, pola aliran sungai, kelurusan sungai, pola lembahan, dan pola dataran. Seluruh pola tersebut sangat dikontrol oleh litologi dan struktur. Pola kelurusan sungai yang berarah baratlaut-tenggara dan timurlaut-baratdaya merupakan cerminan dari pola-pola rekahan yang terdapat pada daerah penelitian. Berdasarkan data permukaan dan data bawah permukaan stratigrafi daerah penelitian dapat dikelompokkan menjadi 8 formasi berturut – turut dari tua ke muda : Batuan Dasar, Formasi Talang Akar berumur Miosen Awal terdiri dari serpih dengan sisipan dolomit, Formasi Baturaja berumur Miosen Awal terdiri dari batugamping dan serpih, Formasi Gumai berumur Miosen Awal dengan litologi dominan batulempung, Formasi Air Benakat (Satuan Perselingan Batupasir – Batulempung) berumur Miosen Awal-Miosen Tengah terdiri dari perselingan batupasir dan batulempung, Formasi Muara Enim (Satuan Batulempung Sisipan Batubara dan Satuan Batulempung Tufan) berumur Miosen Tengah-Miosen Akhir terdiri dari batulempung, batubara dan batupasir, Formasi Kasai (Satuan Batupasir Tufan) berumur Pliosen dengan litologi batupasir dan Satuan Endapan Rawa dan Fluvial berumur Resen. Struktur geologi daerah penelitian dicirikan oleh perkembangan lipatan antiklin yang berasosiasi dengan gejala struktur bunga. Gejala struktur bunga berkembang pada 2 sistem sesar, yaitu sistem sesar berarah NE-SW dan NW-SE. Gejala struktur bunga yang berarah NW – SW ditafsirkan berumur Plio-Pleistosen karena lipatan yang berasosiasi dengan sistem ini melibatkan formasi berumur Pliosen, sementara gejala struktur bunga yang berarah NE-SW juga ditafsirkan terjadi pada kala Plio-Pleistosen, hanya saja sistem ini dianggap hasil reaktivasi dari sesar – sesar tua yang mengontrol pembentukan setengah graben.