Jembatan kereta api merupakan salah satu bagian infrastruktur yang sangat penting dalam jaringan jalan kereta api. Penurunan kondisi jembatan disebabkan
oleh pertambahan umur, beban operasional, dan kondisi lingkungan. Untuk tetap mempertahankan fungsi jembatan perlu adanya pemeliharaan. Tindakan pemeliharaan dilaksanakan setelah adanya pemeriksaan kondisi jembatan. Tindakan pemeriksaan memberikan informasi tentang kondisi jembatan. Untuk dapat memberikan informasi yang tepat dan keterbatasan dana pemeliharaan maka dibutuhkan model penilaian yang terukur. Untuk mempertahankan fungsi jembatan, PT KAI menggunakan MPJ,
1993 sebagai dasar untuk melakukan pemeriksaan. Bobot hasil pemeriksaan bersifat tidak terukur, dan tidak dapat untuk menyusun rangking jembatan. Oleh karena itu peneliti mencoba menguji model yang telah ada dan menyusun buku tata cara pemeriksaan untuk dapat diterapkan dalam penilaian kondisi jembatan kereta api.
Penelitian dengan sampel 10 buah jembatan pada lintas kereta Api Yogya - Solo, dan 6 surveyor termasuk peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian kondisi menjadi terukur dan mampu untuk menilai kondisi baik sub komponen, komponen dan sistem bangunan atas jembatan. Serta hasil penilaian kondisi ini dapat untuk menyusun rangking jembatan, untuk membuat prioritas
pemeliharaan jembatan. Selain itu dengan adanya buku tata cara pemeriksaan seluruh surveyor dapat memahami dan mempunyai persepsi yang sama dalam melakukan pemeriksaan. Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai kondisi yang masih dalam batas toleransi statistik.