Lapangan Bunyu merupakan lapangan tua yang telah mengalami penurunan produksi secara alami kemudian mengalami kenaikan produksi kembali karena pengeboran pengembangan di Area Utara. Keberhasilan tersebut ditandai dengan penemuan-penemuan reservoir dengan karakter virgin, Qoi yang cukup besar (rata-rata 2000 bopd) dan peningkatan cadangan minyak dan gas di Lapangan Bunyu. Reservoir-reservoir produktif tersebut merupakan bagian dari Formasi Santul yang sudah terbukti penghasil hidrokarbon dengan memiliki karakter endapan reservoir pada umumnya berupa channel dan mouth bar.
Strategi arah pengembangan lapangan merupakan hal yang penting dilakukan pada area geologi yang kompleks seperti delta. Seiring dengan meningkatnya laju produksi dan peningkatan potensi minyak perlu dilakukan pemahaman terhadap lingkungan pengendapan, geometri reservoir, kompartementalisasi dan model sebaran kualitas reservoirnya agar mengetahui posisi daerah prospek dan penempatan lokasi sumur baru. Melalui pendekatan korelasi sikuen stratigrafi beresolusi tinggi diharapkan dapat memberikan pemahaman yang terintegrasi mengenai kondisi bawah permukaan reservoir khususnya zone J-20.
Batupasir zone J-20 merupakan obyek penelitian karena menghasilkan minyak yang besar. Tahapan penelitian yang dilakukan dimulai dengan mereview data biostratigrafi untuk penafsiran lingkungan pengendapan dan umur, review data batuan inti dan dikalibrasi dengan log sumur untuk interpretasi penentuan model fasies, penetuan marker stratigrafi sikuen dan analisis log sinar gamma sumuran serta interpretasi struktur berdasarkan data seismik yang diguide oleh data sumuran. Selanjutnya dilakukan korelasi pada seluruh sumur untuk mendapatkan kerangka stratigrafi sikuen serta sebaran lateral fasies pengendapan. Kemudian dilakukan pemetaan ketebalan fasies untuk mengetahui geometri dan sebaran fasies serta pemetaan struktur kedalaman. Pemodelan fasies dan porositas dilakukan secara tiga dimensi dengan menggunakan model tiga dimensi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditafsirkan umur interval penelitian adalah Miosen Akhir-Pliosen. Dapat diinterpretasikan tipe fasies interval penelitian adalah channel dengan dua kemungkinan fasies terasossiasi yaitu fluvial channel dan distributary channel yang diendapkan di lingkungan fluvial dan upper delta plain. Terdapat dua tubuh channel batupasir yaitu utara dan selatan. Pola sebaran fasies channel di utara adalah NE-SW sedangkan di selatan berarah NE-SW kemudian membelok dan menebal ke arah SE. Hasil pemetaan struktur terdapat antiklin berarah NW-SE dan tujuh sesar turun listrik berarah NE-SW, namun hanya satu sesar turun listrict F6 di area selatan yang mempengaruhi distribusi dan ketebalan reservoir J-20 serta memberikan kenampakan sesar tumbuh. Pada area penelitian terbentuk kompartementalisasi berupa struktur dan stratigrafi (pola sebaran fasies) yang mengisolasi keberadaan minyak. Integrasi peta porositas, fasies dan kontak fluida bisa dijadikan acuan untuk strategi pengembangan lapangan Bunyu.