Diprediksi PT Freeport Indonesia akan mengalami titik terendah produksinya di tahun 2016-2017 karena habisnya cadangan di tambang Grasberg. Untuk mencegah prediksi tersebut, Proyek Ekspansi Tambang Bawah Tanah dipercepat. Ada tiga peralatan utama tambang bawah tanah yaitu UG Drill, UG Loader dan UG Truck. Departemen Pemeliharaan Tambang Bawah Tanah (DPTBT) perlu menyediakan 83% ketersediaan sebagai target untuk UG Drill. Axera 8 Drill digunakan untuk pembangunan terowongan utama di Proyek Ekspansi Tambang Bawah Tanah. Ukuran terowongan yang bisa dibangun oleh Axera 8 Drill tidak bisa dilakukan oleh peralatan drill sejenis seperti Axera 7 Drill. Selama periode Januari 2010 sampai Maret 2011, ketersediaan Axera 8 Drill cenderung menurun dan di beberapa periode ketersediaannya di bawah target. Kondisi yang terus berlangsung ini akan berkontribusi terhadap kerugian kesempatan produksi sebesar 22,5 juta dolar Amerika. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketersediaan alat seperti kualitas PM, kualitas daily service, kualitas perbaikan breakdown, kualitas predictive maintenance, ketersediaan suku cadang, dan kerusakan pada alat akibat kecelakaan. Berdasarkan studi kasus pada Axera 8 Drill, dengan menggunakan metode 5 Why’s untuk mendapatkan akar permasalahan, didapatkan bahwa kurangnya penekanan dan pengawasan terhadap mechanic, kurangnya product training, tidak adanya jadwal daily service, terlalu banyak jumlah daftar pengecekan dalam daily service checklist adalah lima peringkat teratas akar permasalahan yang akan berkontribusi terhadap kerugian kesempatan produksi sebesar 18,36 juta dolar Amerika. Usulan solusi adalah sebagai berikut 1) memperbaiki penilaian kinerja staff untuk pengawas dan penilain kinerja non staff untuk wakil pengawas, 2) menyelenggarakan Axera 8 product training untuk mekanik, 3) mengganti Axera 8 engine dengan spesifikasi yang lebih baik, 4) membuat jadwal daily service, 5) membuat daftar pengecekan dalam daily service yang sederhana dan komprehensif.