digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pengetahuan sebagai aset perusahaan memberikan kontribusi dalam memajukan perusahaan dan kemampuan bersaingnya. Utilisasi aset perusahaan menjadi topic utama setelah kemampuan bersaing. Keberhasilan perusahaan Jepang, sangat dipengaruhi oleh kepakaran dan ketrampilan tenaga kerja. Namun, dalam system manajemen lama, kepakaran dan ketrampilan tenaga kerja bersifat linear dengan masa kerja. Hal tersebut menjadi kendala bagi perusahaan baru untuk dapat bersaing dengan perusahaan lama. Karena itu dibutuhkanlah sebuah model yang dapat menjembatani disparitas ketrampilan dan kepakaran karyawan akibat perbedaan masa kerja. Dengan model tersebut, masa kerja tidak sepenuhnya linear dengan ketrampilan dan kepakaran. Ketrampilan dan kepakaran karyawan bersumber pada pengetahuan praktek yang dialami karyawan selama masa kerjanya. Dalam pengalaman kerja, terdapat banyak pengetahuan yang melekat dalam diri karyawan, baik pengalaman yang bersifat tidak penting, maupun yang bersifat kritis. Komposisi pengalaman menentukan kepakaran karyawan. Semakin banyak pengalaman terhadap hal kritis, semakin tinggi tingkat kepakarannya. Demikian juga pengalaman karyawan terhadap sebuah proses pembuatan komponen. Dengan komposisi tersebut, dapat dibentuk komposisi tingkat kontribusi komponen sehingga diketahui komponen yang bernilai lebih. Dengan dasar tingkat kontribusi, dapat dibangun peta pengetahuan yang berbasis proses pembuatan komponen sehingga diketahui pengetahuan yang melekat pada komponen beserta tingkat kontribusinya dalam produk. Dengan diketahui pengetahuan yang melekat dan tingkat kontribusinya terhadap produk, berbagai kebijakan perusahaan seperti waktu dan materi pengembangan, fokus perusahaan serta manajemen jaringan perusahaan dapat diarahkan secara lebih proporsional.