Letak geografis daerah penelitian yaitu 103047’00” – 103054’00” BT dan 2016’00” –
2020’00” LS dengan luas daerah penelitian ± 94,9 km2 . Secara administratif, daerah
penelitian berada dalam wilayah Kecamatan Tungkal Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin,
Propinsi Sumatera Selatan.
Geomorfologi didaerah penelitian terdiri dari perbukitan landai dan lembah pada
elevasi 10-75 mdpl dan terbentuk oleh proses endogen berupa perlipatan dan pensesaran
diikuti oleh proses eksogen berupa pelapukan dan erosi membentuk gejala geomorfologi
yang dapat dikelompokkan menjadi 3 satuan, yaitu Satuan Perbukitan Antiklin, Satuan
Lembah Sinklin dan Satuan Perbukitan Homoklin. Tahapan geomorfologi daerah penelitian
telah memasuki tahap muda menuju dewasa.
Secara litostratigrafi, batuan yang tersingkap dan ditembus oleh bor di daerah
penelitian dapat dikelompokkan menjadi 8 satuan batuan berturut – turut tua ke muda :
Batuan Dasar berumur pratersier(?), diendapkan secara tidak selaras Formasi Talang Akar di
lingkungan fluvial-delta pada Kala Oligosen Akhir sampai awal Miosen Awal , diendapkan
secara selaras Formasi Baturaja di lingkungan litoral-neritik pada Kala awal Miosen Awal
(Zona N6), diendapkan secara selaras Formasi Telisa Bawah diendapkan di lingkungan
neritik tengah pada Kala Miosen Awal bagian tengah , diendapkan secara selaras Formasi
Telisa Atas diendapkan di lingkungan neritik tengah- neritik dalam pada Kala Miosen Awal
bagian tengah sampai awal Miosen Akhir, diendapkan secara selaras Formasi Air Benakat
(Satuan Batupasir – Batulempung) diendapkan di lingkungan delta – neritik pada Kala
Miosen Tengah sampai awal Miosen Akhir, diendapkan secara selaras Formasi Muara
Enim(Satuan Batulempung Sisipan Batubara dan Satuan Batulempung) diendapkan di
lingkungan delta pada Kala Miosen Tengah sampai Miosen Akhir, diendapkan secara selaras
Formasi Kasai (Satuan Batupasir Tufaan) diendapkan di lingkungan darat-pantai pada Kala
Pliosen.
Daerah penelitian paling tidak mengalami 3 fase deformasi, yaitu : pada akhir
Mesozoikum membentuk daratan sebelum terjadinya cekungan Tersier. Pada awal Oligosen
terjadi tektonik regangan yang membentuk cekungan-cekungan half graben. Sejak Miosen
Tengah cekungan mengalami kompresi yang mencapai puncak pada Plio-Plistosen.
Deformasi ini berasosiasi dengan lipatan dan sesar naik berarah baratlaut – tenggara.
Deformasi ini diperkirakan mengaktifkan kembali sesar-sesar tua yang berarah timurlaut –
baratdaya menjadi sesar mendatar.