Lapangan Minyak Mudi terletak di Kecamatan Bojonegoro Kota,
Kabupaten Bojonegoro, kurang lebih 120 km sebelah barat Kota
Surabaya, ibukota Provinsi Jawa Timur. Sejak tahun 2001 lapangan ini
mulai memproduksi minyak hingga saat ini dengan tingkat produksi awal
cukup tinggi namun sekarang produksinya menurun secara signifikan,
berasal dari reservoir batuan karbonat ekuivalen Formasi Tuban.
Heterogenitas fasies, diagenesis dan porositas batuan karbonat ini diduga
menarik untuk diteliti lebih lanjut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa yang mengontrol
adanya variasi besaran porositas dan permeabilitas pada karbonat di
Lapangan Mudi. Metode penelitian utamanya menggunakan analisis
petrografi dari serbuk bor dan batuan inti dari sumur Mudi-4 dan Mudi-9.
Juga didukung dengan data hasil logging dan pengujian laboratorium rutin
batuan inti.
Dari hasil analisis dan interpretasi penelitian diperoleh bahwa reservoir
batuan karbonat ekuivalen Formasi Tuban di Lapangan Mudi jenis 2 (dua)
kelompok fasies yang terdiri dari kelompok, fasies pertama di interval
kedalaman atas ialah Large foram packstone, dengan red algae dan coral,
fasies kedua large foram packstone/wackstone/mudstone, dengan
bioklastik red algae dan coral.
Berdasarkan urutan pengendapan fasies batuan karbonat Mudi dari bagian
bawah ke atas tersebut, dapat diinterpretasikan bahwa pengendapan fasies
batuan karbonat ini berada pada lingkungan pengendapan open lagoon
dengan banyak patch reef yang diendapkan dengan pola agradasi.
Pengendapan batuan karbonat ini berjalan terus secara terus menerus ke
atas mengikuti naik – turunnya muka air laut.
Proses diagenesis mulai dari tahap awal sampai dengan akhir memiliki
pengaruh penting terhadap batuan karbonat. Tahap proses diagenesis yang
dialami setelah pengendapan batuan karbonat Mudi ialah mikritisasi
bioklastik pada saat pengendapan, disolusi dari fragment yang
berkomponen aragonite (red algae dan coral), neomorphism (Penggantian
semen dari mikrit menjadi mikrospar, pengisian dan rekristallisasi semen
kalsit dari mikrit menjadi mikrospar, struktur stylolite dan fracturing terbentuk
akibat compaction and pressure.
Adanya proses sesar/patahan yang cukup intensif, membentuk fracture
sehingga juga membuat permeabilitas menjadi lebih besar yang
menjadikan produksi hidrokarbon dari reservoir batuan karbonat Mudi
awalnya cukup tinggi dan kemudian turun. Hal tersebut menunjukkan
bahwa permeabilitas lebih berperan dibanding porositas