digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sesar Lembang yang berlokasi 10,7 km ke arah utara dari pusat kota Bandung, Jawa Barat, memiliki dimensi panjang sekitar 22 km yang membentang dari Cisarua di bagian barat hingga Gunung Pulusari di bagian timur. Secara geomorfologi, sesar ini terlihat jelas karena terdapat perbedaan topografi yang sangat signifikan antara dataran atau blok yang berada di utara dengan yang di selatan. Akan tetapi, secara geologi sesar ini masih menjadi perdebatan, khususnya mengenai waktu dan mekanisme pembentukannya. Mengingat pentingnya informasi mengenai geometri dan pergerakan sesar sebagai data masukan dalam perhitungan resiko bahaya gempa bumi, maka penelitian ini akan terfokus pada geologi dan karakteristik geomorfologi Sesar Lembang.Dengan memanfaatkan data citra satelit beresolusi tinggi, diklasifikasikan satuan unit geomorfologi beserta pola-pola kelurusan yang berkembang di sekitar Sesar Lembang. Data-data geologi berupa deskripsi litologi dan struktur-struktur penyerta yang didapatkan dari observasi lapangan digunakan untuk mengkonfirmasi urutan stratigrafi satuan batuan yang berkaitan dengan Sesar Lembang dan menganalisis kinematika sesarnya. Selanjutnya, dengan didukung oleh data-data umur yang dikumpulkan dari hasil penelitian-penelitian terdahulu, disusun sejarah pembentukan atau genetika dari Sesar Lembang. Selain itu, data citra satelit juga digunakan dalam menganalisis kenampakan geomorfologi yang teramati di Sesar Lembang guna mengetahui karakteristik segmentasi dan pergerakannya saat ini.Berdasarkan analisis data-data geologi, baik geomorfologi, stratigrafi, maupun strukturnya, diketahui bahwa Sesar Lembang bagian timur terbentuk lebih dulu, yaitu sekitar 200.000 – 180.000 tahun yang lalu, apabila dibandingkan dengan Sesar Lembang bagian barat yang terbentuk sekitar 24.000 – 62.000 tahun yang lalu. Mekanisme pembentukan kedua segmen sesar tersebut kurang lebih sama, yaitu sebagai circumferential dike yang runtuh pada saat terbentuknya kaldera. Perbedaan antara keduanya adalah aktivitas vulkanisme yang berkaitan dengan pembentukannya, yaitu G. Sunda untuk segmen timur dan G. Tangkubanparahu untuk segmen barat. Batas fault line antara kedua segmen tersebut terletak di antara S. Cihideung dan G. Batu, dimana kenampakan morfologinya memperlihatkan adanya bumbungan pada zona transisi tersebut. Besarnya dip untuk Sesar Lembang bagian barat dan timur kurang lebih hampir sama, yaitu berturut-turut 30º - 45º dan 35º - 50º. Berdasarkan pada analisis kinematik dan karakteristik geomorfologinya, Sesar Lembang memiliki indikasi pergerakan resen berupa mengiri untuk komponen horisontalnya, yang diduga sebagai pengaruh dari aktivitas tektonik saat ini.