Perkembangan teknologi informasi mendukung perubahan cara pengukuran dan pembayaran tagihan listrik. Teknologi Listrik Pra Bayar yang sudah sukses digunakan pada 40 negara di dunia, saat ini sedang diterapkan dan dikembangkan di Indonesia. Namun setelah berjalan selama 4 tahun sejak awal 2008, pada akhir 2011 hanya 3.4 juta pelanggan dari 43 juta total seluruh pelanggan listrik di Indonesia yang menggunakan Listrik Pra Bayar. Tingkat penggunaan yang cukup rendah ini ditengarai dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi penerimaan teknologi Listrik Pra Bayar. Sebanyak 186 pengguna Listrik Pra Bayar yang tersebar pada masing-masing kecamatan di Kota Bandung menjadi responden dalam penelitian ini. Kerangka penelitian berdasarkan pengembangan model integrasi TAM (Technology Acceptance Model) dan TPB (Theory of Planned Behavior) untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi Behavioral Intention penggunaan Listrik Pra Bayar, yaitu Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, Social Norm, Moral Norm, Attitude, Perceived Behavioral Control, dan Subjective Norm.
Untuk menguji hubungan korelasi antar konstruk yang diajukan dalam penelitian, digunakan metode Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Attitude, Perceived Behavioral Control, Perceived Usefulness, dan Subjective Norm adalah faktor-faktor yang mendorong penerimaan teknologi Listrik Pra Bayar, dengan faktor Attitude adalah faktor yang paling berpengaruh secara signifikan.