Struktur elektronik dari suatu material sangat penting untuk memprediksi sifat fisik dan kimia dari material tersebut. Informasi struktur elektronik tergantung pada keadaan dasar dan keadaan tereksitasi. Perhitungan struktur elektronik dengan Density Functional Theory (DFT) digunakan untuk memprediksi keadaan dasar dari suatu material telah banyak dilakukan, sementara itu metode perhitungan yang berdasarkan Time-dependent Density Functional Theory (TD-DFT) untuk memprediksi keadaan tereksitasi dari suatu material belum banyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari struktur elektronik dari material ZnO pada keadaan dasar dengan potensial korelasi GGA-PBEsol dan tereksitasi dalam rumusan TD-DFT dengan metode FP-LAPW (Full-Potential Linearized Augmented-Plane Wave) dan potensial korelasi RPA (Random Phase Approximation) yang diimplementasikan dalam perangkat lunak exciting-code. Hasil yang diperoleh berupa data (Density of State) DOS, struktur pita, loss function, dan evolusi loss function terhadap momentum. Pita valensi dominan berasal dari O p dan Zn d sedangkan pita konduksi berasal dari Zn s dan kontribusi karakter O p. Energi gap langsung ZnO sel tunggal adalah sebesar 0,70 eV sedangkan energi gap tak-langsung ZnO supersel adalah sebesar 1,91 eV. Data loss function dalam rentang energi 0-15 eV material ZnO sel tunggal menunjukan sembilan puncak pada energi 1,09; 1,63; 2,50; 3,37; 4,24; 7,51; 11,10; 11,54 dan 13,28 eV. Hasil data loss function yang tergantung momentum menunjukan puncak yang intensitasnya menurun seiring peningkatan nilai momentum yaitu puncak pada energi 1,09; 1,63; 2,50 dan 4,24 eV sedangkan puncak pada energi 3,37; 7,51; 11,10; 11,54 dan 13,28 eV menunjukan peningkatan puncak seiring dengan peningkatan momentum. Data loss function dalam rentang energi 0-13 eV dari supersel ZnO yang kehilangan atom oksigen sebanyak 3,125% menunjukan sebelas puncak pada energi 2,06; 2,36; 2,69; 2,99; 3,32; 3,98; 5,96; 7,12; 8,44; 9,01 dan 11,82 eV. Sedangkan data loss function tergantung momentum menunjukan puncak yang mengalami penurunan intensitas seiring peningkatan nilai momentum yaitu puncak pada energi 2,06; 2,69; 2,99 dan 3,32 eV, puncak pada energi 2,36 dan 11,82 eV menunjukan peningkatan puncak sedangkan puncak pada energi 5,96; 7,12; 8,44 dan 9,01 eV tidak mengalami perubahan yang signifikan. Dari perbandingan jumlah spektrum loss function ZnO sel tunggal dan supersel ZnO, dapat disimpulkan bahwa defek akibat kekosongan oksigen pada supersel ZnO meningkatkan jumlah spektrum loss function yang muncul.