digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) terus memperkuat insfrastrukturnya untuk mendukung bisnisnya. Investasi di bidang infrastruktur sangatlah diperlukan karena teknologi terus berkembang sangat cepat mengikuti perkembangan layanan yang diinginkan pelanggan. Dana yang diperlukan bisa dihasilkan dari aliran kas dalam perusahaan, atau dihasilkan melalui sumber-sumber dari luar perusahaan berupa hutang atau modal. Namun harus diperhitungkan dengan tepat komposisi pendanaan yang ada agar diperoleh biaya modal yang terendah. Tujuan dari thesis ini adalah untuk mengetahui rasio hutang yang optimal dari Telkom, dengan menggunakan pendekatan biaya modal berdasarkan kondisi per 31 Desember 2012. Peringkat hutang, pembelian kembali saham dan dividen merupakan akar masalah yang harus dipertimbangkan untuk pertumbuhan perusahaan ke depan. Sebuah simulasi digunakan untuk mengetahui biaya modal tertimbang pada tingkat ratio hutang yang berbeda-beda. Beberapa batasan termasuk peringkat hutang perusahaan dan tingkat perubahan EBIT dari tahun-tahun sebelumnya terhadap rasio hutang akan diperhitungkan untuk mengurangi resiko gagal bayar. Dengan rasio hutang 14%, tingkat hutang Telkom masih di bawah optimal. Rasio hutang optimal berada di angka 17% setelah mempertimbangkan beberapa batasan. Kinerja investasi di tahun-tahun sebelumnya mempunyai tingkat pengembalian kapital yang selalu di atas 25%, jauh di atas tingkat biaya modal sekarang 9,31%. Dengan mempertimbangkan biaya penerbitan hutang, bunga dibayar dan kondisi ekonomi makro maka disarankan agar Telkom menambah hutang sebesar Rp.7 triliun.