Kawasan Laut Banda atau yang biasa disebut Blok Banda terletak di sebelah timur Indonesia. Blok Banda memiliki fenomena geologi yang rumit. Hal ini dikarenakan
di sinilah tiga lempeng tektonik besar bertemu yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Indo-Australia. Dasar Laut Banda merupakan bagian dari
lempeng Eurasia yang terletak di antara lempeng Pasifik di utara dan lempeng Indo- Australia di selatan. Sebagai zona pertemuan antar lempeng, wilayah ini memiliki
banyak patahan, punggungan, palung laut dan bahkan mikrolempeng, yakni mikrolempeng Halmahera, yang menjadi dasar Laut Maluku. Analisis deformasi ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui arah pergerakan lempeng di Blok Banda yang nantinya diharapkan dapat digunakan untuk upaya mitigasi bencana kegempaan di daerah tersebut pada masa yang akan datang. Untuk dapat mengetahui arah dari
pergerakan lempeng ini diperlukan data pengamatan GPS dan strategi pengolahan data yang teliti mengingat pergerakan lempeng hanya berada pada tingkatan
millimeter per tahun saat ini. Hasil dari data-data pengamatan GPS kontinu yang telah diolah memperlihatkan adanya pergeseran pada titik-titik pengamatan GPS di
Blok Banda yang berkisar dari 6.5 mm/tahun sampai 64.4 mm/tahun dan juga terdapat beberapa titik yang memiliki perbedaan komponen arah pergeseran dengan
literatur lainnya. Hasil yang didapat masih diperlukan analisis deformasi selanjutnya karena masih ada satu titik pengamatan GPS kontinu yang tidak bisa dipakai.