digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Lippo Village sebagai salah satu kota baru di wilayah pinggiran Jakarta, menyatakan dapat menyediakan lapangan pekerjaan di dalam kawasannya, dengan mengembangkan konsep kota bisnis. Kota baru ini menyatakan dapat menyerap 45.000 tenaga kerja. Menjadi pertanyaan, apakah terdapat kesesuaian antara konsep penyediaan lapangan pekerjaan di Lippo Village dengan karakteristik tenaga kerja yang bekerja di di dalamnya. Identifikasi karakteristik tenaga kerja akan difokuskan pada karakteristik lapangan pekerjaan, tempat tinggal, asal daerah, serta pendapatan dari pekerja di Lippo Village. Studi ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kepustakaan untuk mendapatkan data sekunder mengenai konsep dari kota baru Lippo Village dan metode spontaneous atau incidental sampling untuk memberikan gambaran mengenai karakteristik pekerja yang terdapat di Lippo Village. Kemudian digunakan analisis deskriptif untuk menganalisa data sekunder dan analisis statistik deskriptif untuk menganalisis data kuesioner. Hasil studi ini menunjukkan bahwa masih ada ketidaksesuaian antara konsep yang dimiliki oleh kota baru Lippo Village sebagai kota baru yang dapat menyerap tenaga kerja, dengan karakteristik dari tenaga kerja. Ketidaksesuaian tersebut terlihat dari kurang beragamnya lapangan pekerjaan yang tersedia di kota baru Lippo Village. Selain itu, walaupun telah mampu mengakomodasi seluruh kalangan kelas sosial masyarakat, namun sebagian besar tenaga kerjanya merupakan kalangan menengah ke bawah, sehingga tidak terjadi pemerataan lapangan pekerjaan antara kelas atas, menengah, dan bawah. Kemudian, Lippo Village juga belum menyediakan tempat tinggal bagi tenaga kerja kalangan menengah ke bawah untuk tinggal di dalam kota baru tersebut. Selain itu, konsep penyerapan penduduk asli untuk bekerja di dalam kota baru, belum sepenuhnya dapat dipenuhi oleh Lippo Village. Dalam hal upah pekerja, kota baru ini juga belum mampu untuk memenuhi upah minimal pekerja yang mencapai Upah Minimum Regional (UMR) dari wilayah Tangerang. Hal ini terbukti dengan cukup banyak responden pekerja yang masih memiliki pendapatan di bawah UMR.