Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro dapat dijadikan solusi untuk mengatasi dan mengurangi masalah elektrifkasi pada daerah – daerah di Jawa Barat Bagian Selatan. Model Soil and Water Assessment Tool (SWAT) dapat menghitung kesetimbangan air dalam suatu DAS dengan input curah hujan. Debit hasil simulasi SWAT nantinya bisa dipakai untuk menghitung potensi daya. Namun yang menjadi masalah adalah stasiun/pos hujan tidak selalu up to date dalam menghitung curah hujan yang turun. Data Tropical Rainfall Measuring Mission (TRMM) sebagai data satelit selalu up to date dalam menghitung curah hujan dan dapat diunduh secara gratis dan praktis. Oleh karena itu data TRMM bisa dijadikan data alternatif sebagai input utama model SWAT. Namun data TRMM memiliki estimasi dibawah data curah hujan observasi maka data TRMM dikoreksi terlebih dahulu. Pada penelitian ini metode bias correction digunakan agar nilai TRMM mendekati nilai curah hujan observasi. Validasi debit hasil simulasi SWAT dari data TRMM terhadap debit aktual di empat stasiun debit, yaitu Stasiun debit Cimandiri, Cisokan, Cangkuang dan Citarik didapat korelasi sebesar: 0.77, 0.76, 0.81 dan 0.80. Sedangkan RMSE simulasi debit dari data TRMM terhadap debit aktual adalah 10.62, 5.18, 13.91 dan 5.56. Korelasi dan RMSE tersebut tidak berbeda jauh dengan korelasi yang dihasilkan oleh debit hasil simulasi SWAT dari data curah hujan observasi.